Sempat Anjlok, Harga Emas Dunia Masih Berpotensi Bullish Hari Ini

Ilustrasi. Foto: Dok istimewa

Sempat Anjlok, Harga Emas Dunia Masih Berpotensi Bullish Hari Ini

Eko Nordiansyah • 18 September 2025 11:18

Jakarta: Harga emas dunia (XAU/USD) anjlok setelah Federal Reserve menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin dalam rapat FOMC pada Kamis dini hari. Keputusan ini memang sejalan dengan proyeksi mayoritas pelaku pasar, namun adanya perbedaan suara dari Stephen Miran yang mendorong pemangkasan 50 basis poin menciptakan dinamika tersendiri dalam sentimen investor.

Dampak awal dari keputusan tersebut membuat harga emas sempat melemah ke kisaran USD3.650 pada perdagangan Kamis, 18 September 2025. Meski demikian, analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha menilai, tren emas masih condong ke arah positif.

“Formasi candlestick dan pergerakan moving average menunjukkan momentum penguatan belum mereda. Selama tren ini terjaga, emas berpotensi melanjutkan kenaikan menuju level USD3.700,” jelas Andy.

Namun, Andy juga menekankan adanya potensi koreksi jika harga gagal bertahan di jalur penguatan. Menurutnya, area USD3.637 menjadi titik kunci yang harus diperhatikan karena bisa menjadi pintu masuk bagi tekanan jual.

“Pasar saat ini bergerak di antara optimisme pemangkasan suku bunga lebih lanjut dengan kehati-hatian terhadap kondisi ekonomi AS yang mulai melemah. Inilah yang membuat level teknikal semakin penting untuk dicermati,” tambah dia.
 

Baca juga: 

Harga Emas UBS Turun, Galeri 24 di Pegadaian Malah Naik



(Ilustrasi. Foto: Freepik)

Proyeksi penurunan suku bunga lagi

Dari sisi fundamental, arah kebijakan The Fed memberikan pijakan yang jelas. Ringkasan Proyeksi Ekonomi (SEP) menunjukkan perkiraan median suku bunga Fed Funds akan turun hingga 3,60 persen pada akhir 2025. Ekspektasi tersebut mendukung daya tarik emas, mengingat logam mulia cenderung menguat ketika biaya pinjaman lebih rendah.

Komentar Ketua The Fed Jerome Powell juga menambah nuansa hati-hati di pasar. Powell menyebut inflasi masih berada di level “sedikit tinggi,” sementara kondisi tenaga kerja kehilangan sebagian kekuatannya. Ia menegaskan kebijakan moneter tetap fleksibel, namun menolak pandangan pemangkasan agresif 50 basis poin dalam waktu dekat. Sikap ini memberi sinyal bahwa arah kebijakan selanjutnya sangat bergantung pada perkembangan data ekonomi mendatang.

Sejumlah indikator ekonomi terbaru dari Amerika Serikat pun memperlihatkan gambaran yang beragam. Penjualan ritel Agustus tumbuh 0,6 persen secara bulanan, melampaui ekspektasi pasar. Sebaliknya, sektor properti justru menunjukkan pelemahan tajam, dengan pembangunan perumahan anjlok 8,5 persen MoM dan izin mendirikan bangunan turun 3,7 persen.

“Perbedaan ini mencerminkan ketidakseimbangan dalam pemulihan ekonomi, yang justru bisa memberi dukungan tambahan bagi harga emas,” ujar dia.

Secara keseluruhan, Andy menilai kondisi ini menghadirkan peluang sekaligus risiko. Dorongan fundamental dari kebijakan moneter yang longgar jelas mendukung tren bullish, namun ketidakpastian makro tetap bisa memicu aksi ambil untung jangka pendek.

“Dengan situasi global yang penuh gejolak, emas kembali memperlihatkan perannya sebagai aset lindung nilai. Selama prospek pelonggaran kebijakan The Fed tetap terjaga, logam mulia berpotensi melanjutkan tren penguatan,” ungkap dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Eko Nordiansyah)