Berpotensi Rawan Ambruk, Bangunan Kompleks Santri Putra Ponpes Al Khoziny Ditutup

Sidoarjo: Proses hukum kasus ambruknya musala Ponpes Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, masih terus berjalan. Polda Jawa Timur telah memeriksa sejumlah saksi untuk mengungkap penyebab runtuhnya bangunan tersebut.

Kompleks putra Ponpes Al Khoziny kini ditutup untuk umum menyusul insiden memilukan pada 29 September 2025. Penutupan berlaku bagi santri dan pengurus pondok pesantren demi alasan keamanan.

“Bangunan kompleks putra Ponpes Al Khoziny yang masih berdiri, dinilai rawan ambruk dan membahayakan orang-orang di sekitarnya,” kata Kapolda Jatim Irjen Nanang Avianto dalam konferensi pers di Surabaya pada Rabu, 15 Oktober 2025.

Penutupan bangunan pondok dilakukan hingga batas waktu yang belum dapat ditentukan. Keputusan ini berdasarkan hasil assessment tim ahli yang memeriksa kondisi struktur bangunan.

Tragedi ambruknya musala ponpes menewaskan 67 orang santri. Peristiwa ini menjadi pekerjaan rumah berat bagi aparat kepolisian. Penyidik Polda Jatim terus mengumpulkan barang bukti dan keterangan saksi. Investigasi dilakukan secara komprehensif untuk menentukan faktor penyebab keruntuhan.

Polda Jatim berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk merelokasi aktivitas belajar mengajar. Santri akan dipindahkan ke lokasi yang lebih aman selama proses penyidikan.

“Sehingga harapannya proses belajar mengajar santri tetap berjalan, di tengah penyidikan yang berjalan,” ujar Nanang Avianto.

Proses relokasi sedang dalam tahap persiapan oleh tim gabungan. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terlibat aktif dalam perencanaan ini. Keluarga korban terus mendapatkan pendampingan dari pemerintah setempat. Proses pemulihan trauma juga dilakukan bagi santri yang selamat. Masyarakat diimbau tidak mendekati kawasan ponpes yang ditutup. Tindakan ini untuk mencegah terjadinya insiden serupa.