Jakarta: Penyelenggaraan konser di Indonesia sedang menjadi sorotan karena Presiden Jokowi berkomentar soal buruknya penanganan izin konser. Padahal pemerintah sudah melihat ada potensi pergerakan ekonomi yang bisa mencapai triliunan rupiah.
Jokowi bingung dengan kualitas konser yang sebenarnya tidak kalah dengan negara lain, tapi Indonesia selalu kalah dengan negara-negara tetangga untuk bisa memaksimalkan konser artis internasional. Umumnya ada dua cara dalam menarik artis internasional untuk manggung di Indonesia. Pertama bisa dengan agensi yang mewakili artis, agensi akan menawarkan langsung ke beberapa promotor di suatu negara atau region. Atau bisa juga promotor sendiri yang approach sang artis apabila sang artis.
Dari dua cara ini, promotor akan adu penawaran dengan promotor dari negara lain atau ke pihak-pihak agensi dan juga manajemen artis. Dalam proses inilah mereka nanti adu kebolehan antar promotor baik sesama promotor dalam negeri maupun luar negeri.
Berdasarkan negosiasi tersebut, promotor yang mendapat kesempatan dan didukung pemerintah mencegah sang artis untuk tidak menggelar konser di negara lain. Banyak hal yang dipertimbangkan oleh para promotor, misalnya biaya untuk perizinan, biaya venue, biaya keamanan, harga mendatangkan artisnya, lalu kru artisnya, dan juga pajak.
Di beberapa daerah juga terdapat pajak hiburan yang berbeda-beda di setiap kota. Misalnya pajak di Bogor, Solo, Bali, dan Jakarta yang berkisar 15%, sedangkan untuk Surabaya 10%., walau kini sudah mulai dikurangi besaran pajak ini. Faktor-faktor tersebutlah yang akan menjadi pertimbangan untuk harga tiket penonton.
Sebenarnya pemerintah mengklaim sudah menyederhanakan dan mempermudah izin konser musik dengan mengintegrasikan perizinan penyelenggaraan konser musik secara digital. Sehingga menurut pemerintah ini akan memangkas proses penyelenggaraan konser.
Waktu untuk perizinan dari yang biasanya memakan 14 hari sekarang menjadi 7 hari. Sehingga yang dahulunya harus datang ke kepolisian kemudian ke dinas terkait di pemda setempat, dengan sistem ini diharapkan bisa memotong banyak rangkaian termasuk biaya.
Perizinan konser masih jauh dari baik bagi presiden, karena presiden menyentil langsung kondisi ini dan menyebut buruknya persoalan izin konser sehingga Indonesia sering kalah saing dengan negara lain.
"Konser Coldplay kita dapet, tapi cuma satu hari. Singapura dapat empat hari, penuh, tambah lagi jadi lima hari, penuh lagi tambah lagi jadi 6 hari. Separuh penontonnya adalah dari Indonesia," ungkap Jokowi.
"saya tanya ke penyelenggara karena memang urusan perizinan kita ruwet, padahal yang saya dengar kualitas audio lebih baik kita daripada di Singapura," jelas Jokowi.
Indonesia Harus Siap Menyambut Musisi Dunia
Meningkatkan industri hiburan konser musik butuh kerja sama dengan penyelengara, pemerintah dan masyarakat. Industri ini memerlukan venue yang mumpuni, tempat representatif yang nyaman untuk penonton dan aman bagi artis. Selain itu venue dengan akses transportasi publik dan ketersediaan penginapan yang memadai juga harus diperhatikan.
Industri konser musik juga tidak akan maju apabila promotor-promotor Indonesia masih bermental pungli. Munculnya calo-calo, mafia tiket dan karakter penonton yang tidak tertib akan menghambat kemajuan industri konser musik di Indonesia.