Pj Gubernur Papua Pegunungan Tinjau Penggunaan Sistem Noken di Pilkada 2024

Pj Gubernur Papua Pegunungan, Velix Vernando Wanggai meninjau langsung pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak dengan sistem noken di sejumlah wilayah di Kabupaten Jaya Wijaya. Salah satunya kunjungan ke Desa Asojelipele, Distrik Welesi, Kabupaten Jayawijaya. 

Velix disambut oleh kepala desa setempat dan juga tokoh-tokoh agama. Kunjungan Velix ini untuk melihat langsung sistem pemilihan yang menggunakan noken sebagai pengganti kotak suara.

Sistem pemilihan dengan menggunakan noken atau tas unik tradisional Papua sebagai pengganti kotak suara menjadi ciri khas tersendiri dan diakui konstitusi yang dipakai di wilayah Papua pegunungan.

Di desa ini terdapat 387 daftar pemilih tetap (DPT), yang terdiri dari 191 laki-laki dan 196 perempuan. Semuanya bergantian masuk ke dalam bilik suara yang dibuat secara tradisional, untuk kemudian para pemilih memasukkan surat suara mereka ke masing-masing noken yang sudah ditandai per masing-masing calon.

Sistem noken juga dapat diartikan sebagai sistem sepakat, karena calon yang akan dipilih disepakati secara bersama antara pemilih dan tokoh kepala suku. Tetapi dalam satu TPS juga tidak menutup kemungkinan akan ada pilihan berbeda dari setiap warga. Namun perbedaan ini sangat dihargai dan keterbukaan semua warga menjadi bukti demokrasi yang jujur dan adil juga tercermin dalam sistem noken ini.
 

Baca: Pilkada Perdana, Warga Papua Pegunungan Terlihat Antusias

Di Papua Pegunungan hampir semua kabupaten melaksanakan sistem noken. Ada yang melaksanakan sistem noken mutlak seperti Kabupaten Nduga, serta ada kabupaten yang melaksanakan sistem coblos dan noken. 

Sistem noken ini juga sudah berlangsung lama. Dan dalam beberapa pemilihan sistem ini diakui berjalan, sehingga pemerintah melalui KPU menilai sistem noken tetap dapat dilaksanakan. Walaupun dilaksanakan secara terbuka dan transparan, tetapi tetap menjunjung demokrasi seperti azas musyawarah untuk mufakat. 

Pj Gubernur Velix Wanggai mengatakan masyarakat bebas menentukan hak pilihnya masing-masing untuk calon bupati Jayawijaya dan gubernur baru mereka.

Noken ini minimal secara sederhana ada dua poin. Pertama, noken dapat digunakan sebagai kotak suara, sehingga pemilih mendapat kertas undangan dan memilih langsung secara transparan memilih calon a, b, c ataupun d. Seperti terlihat di salah satu kampung yakni Aso Diawijaya. Di Distrik Welesi, masyarakat memilih secara transparan di sistem noken itu.

Tetapi yang kedua, di berbagai kabupaten atau distrik lain Diawijaya, ada pola yang langsung figur utama. Yakni kepala suku atau siapapun yang sudah ditentukan untuk bisa langsung memilih, mewakili masyarakat, bahwa suara ini pun dihimpun untuk memilih calon a ataupun calon b.