Kalimantan Selatan: Kasus mabuk kecubung di Banjarmasin semakin bertambah. Kepolisian hingga kini masih menyelidiki apakah ada kandungan lain yang dicampur oleh para pasien saat mengkonsumsi kecubung. Sebelumnya, tercatat 47 orang dirawat di RSJ dan dua lainnya meninggal akibat mabuk kecubung di Banjarmasin.
Ketua Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Inggrid Tania, menjelaskan bahwa seluruh jenis kecubung dapat memabukkan alias psikoaktif.
"Bahkan, buah, bunga, daun, serta bijinya bersifat psikoaktif," ungkap Tania.
Tania menjelaskan, penyalahgunaan kecubung telah ada sejak zaman Mesir kuno. Kecubung sebetulnya memiliki khasiat sebagai obat tradisional, namun lebih sering disalahfungsikan secara rekreasional.
Penyalahgunaan kecubung menyebabkan reaksi stimulansia yaitu membuat seseorang merasa lebih percaya diri, merasakan euforia. Penyalahgunaan kecubung juga menyebabkan adiksi atau kecanduan yang menyebabkan kebutuhan terhadap dosis kecubung meningkat.
"Ketika dosisnya bertambah besar, maka yang terjadi adalah keracunan. Hal ini disebabkan kecubung mengandung senyawa alkaloid seperti
scopolamine, hyoscyamine, atropine, dan
cathinone," jelas Tania.
Cathinone adalah senyawa mirip amfetamin yang menimbulkan euforia. Sedangkan, senyawa seperti
scopolamine dan
atropine dikenal sebagai halusinogen yang dapat menimbulkan halusinasi berupa halusinasi penglihatan. Mabuk kecubung juga menimbulkan delirium atau perilaku hiperaktif.
Tania menyebutkan, konsumsi kecubung dalam dosis besar seakan-akan bunuh diri. Dia lanjut menjelaskan bahwa kecubung pada zaman dahulu digunakan untuk meracuni seseorang sehingga yang diracuni melakukan bunuh diri.
"Kasus penyalahgunaan kecubung di luar negeri menyebabkan korban menggantung diri sendiri. Hal itu dilakukan pembunuh agar mengaburkan kasusnya dari dugaan pembunuhan," imbuh Tania.
Tania mengungkapkan, penawar dari mabuk ini adalah perawatan dengan obat bersifat antiatropine. Selain itu, diperluka perawatan tambahan untuk menanggulangi gejala lainnya.
"Misalkan, ada korban kecubung yang memiliki gangguan irama jantung akan diberikan obat-obat yang sifatnya menormalisasi denyut jantung," tutur Tania.