Kondisi cuaca yang tidak menentu sepekan terakhir menjadi perhatian Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). BMKG telah memperingatkan sederet bencana mengintai Indonesia mulai November 2024 hingga 2025.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami La Nina lemah yang ditandai hujan lebat. Peningkatan curah hujan akan mencapai 20%-40%.
"Sebagian besar wilayah Indonesia sudah memasuki musim hujan dan tentunya terjadi peningkatan curah hujan dibandingkan Oktober lalu. Awal masuknya musim hujan ini bersamaan dengan terjadinya La Nina lemah yang dapat berpengaruh pada peningkatan curah hujan hingga mencapai 20% hingga 40%," kata Dwikorita dalam Program Metro Siang, Metro TV, Rabu, 20 November 2024.
Dwikorita menyebut adanya potensi hujan lebat disertai angin kencang. Masyarakat pesisir diimbau agar waspada terhadap potensi banjir rob akibat pasang surut air laut dan gelombang tinggi.
"Oleh karena itu perlu terus diwaspadai adanya potensi hujan lebat disertai angin kencang, kilat, petir, dan bisa disertai puting beliung. Potensi hujan ekstrem juga ada di kawasan pesisir. Kawasan pesisir pantai masyarakat juga perlu mewaspadai adanya
banjir rob akibat pasang surut dan juga peluang adanya gelombang tinggi," tuturnya.
Dwikorita menjelaskan hujan lebat akan tersebar relatif merata atau kurang lebih 67?ri wilayah Indonesia. Masyarakat perlu mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi. Dia juga menyebut wilayah Nusa Tenggara disebut masih mengalami transisi musim penghujan.
"Di luar 67% itu masih transisi di wilayah yang dekat Australia yaitu di wilayah misalnya di Nusa Tenggara, relatif agak lambat memulainya,"ucapnya.
Dwikorita menjelaskan sebagian besar wilayah Indonesia yang memasuki musim penghujan akan terpengaruh badai tropis. Ia menyebut pengaruh ini akan terjadi beberapa hari saja.
"Sebagian besar wilayah Indonesia yang memasuki musim hujan disertai dengan La nina lemah dan akan mungkin terjadi pengaruh adanya badai tropis. Sisi utara dan selatan Indonesia berpotensi terpengaruh adanya gelombang atmosfer Kelvin dan Rossby. Tapi pengaruh-pengaruh itu sifatnya temporer dan tidak musiman. Hanya selama beberapa hari," katanya.
Untuk tanggap bencana, Dwikorita menyebut BMKG selalu berkoordinasi dengan BMKG Daerah juga dengan Kementerian PUPR, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Pertanian, yang dikoordinasikan di bawah Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia, dan Kebudayaan. Di daerah, BMKG daerah juga berkoordinasi dengan Badan Wilayah Sungai, dan Badan Penanggulangan Bencana.