Elektabilitas Kaesang di Jateng Unggul, Mampu Terobos 'Kandang Banteng'?

2 July 2024 10:30

Putusan Mahkamah Agung (MA) yang mengubah syarat usia cagub-cawagub menjadi gerbang tol politik bagi putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep. Ketika elektabilitas Kesang di Jakarta mentok, kini nama Kaesang muncul dan memuncaki elektabilitas di Jawa Tengah. Akankah trah Jokowi mampu merebut 'kandang banteng'?

Akhir-akhir ini Kaesang Pangarep terpantau rajin melakukan blusukan untuk menemui warga. Pilkada 2024 yang semakin dekat mendorong putra bungsu Presiden Jokowi ini untuk mendekatkan diri kepada konstituen karena dirinya sudah melempar sinyal akan maju di Pilkada sebagai gubernur dan wakil gubernur.

Nama Kaesang muncul ketika MA secara mengejutkan mengubah pasal 4 ayat 1 huruf D PKPU Nomor 9 tahun 2020 yang semula berbunyi 'calon gubernur dan wakil gubernur paling rendah berusia 30 tahun terhitung sejak penetapan calon menjadi terhitung sejak pelantikan pasangan calon terpilih'.

Analis politik Burhanuddin Muhtadi secara tegas menyebut pasal itu memang secara spesifik ditujukan untuk membuka jalan bagi Kaesang untuk maju sebagai cagub atau cawagub.

"MA ini itu jauh lebih spesifik karena kan diputuskan bahwa siapapun calon usia minimumnya adalah 30 tahun ketika pelantikan sebagai kepala daerah. Usia Mas Kaesang sekarang itu nyaris 30 tahun, tetapi pada saat Pilkada tanggal 27 November itu beliau baru berusia 30 tahun," ungkap Burhan.

"Jadi kalau misalnya dicalonkan secara umum aturannya belum memenuhi kecuali ada perubahan dan itu yang kemudian dilakukan oleh MA dengan mengubah atau menambahkan klausa 30 tahun pada saat pelantikan, dan itu artinya memberi peluang buat Mas Kaesang untuk dicalonkan baik sebagai cagub atau cawagub," tambahnya.

Netizen juga membaca hal yang sama. Mereka bahkan menunjuk kembali ke putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memuluskan jalan Kakak Kaesang, Gibran Rakabuming Raka menjadi Cawapres. Netizen bahkan kemudian menjuluki MK sebagai 'Mahkamah Kakak' dan MA sebagai 'Mahkamah Adik'.

Tak berselang lama dari putusan MA, beredar poster Wakil Ketua Umum Gerindra Budi Jiwandono dan Kaesang yang disandingkan. Budi Jiwandono tak lain merupakan keponakan Presiden Terpilih Prabowo Subianto sebagai Cagub Jakarta dan Kaesang sebagai Cawagubnya. Namun, cek ombak ini mereda setelah Budi menyatakan tidak akan maju di Pilkada Jakarta. Kaesang sendiri menyatakan bersedia maju di Pilkada Jakarta dipasangkan dengan Anies Baswedan.

"Kalau untuk sandingkan ini kan saya belum bisa, saya juga belum dicalonkan juga, dan kalau misalnya lihat survei paling realistis dengan Pak Anies," ungkap Kaesang, kala itu.

Namun kesediaan Kaesang untuk berpasangan dengan Anies itu secara tidak langsung dipatahkan oleh Anies sendiri dengan cara mengkritik putusan MA yang mengubah aturan soal batas usia cagub cawagub.

"Menurut hemat kami, sekarang kita serahkan bagaimana itu, menurut saya yang disebut sebagai aturan main itu tidak diubah-ubah dalam perjalanan, anda main catur tengah-tengah main catur aturannya diubah?," ungkap Anies

Sementara itu, survei elektabilitas di Jakarta masih didominasi nama Anies Baswedan dan Politisi PDIP Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Potensi Kontestasi Kaesang di Jawa Tengah

Meski dengan sejumlah manuver, nama Kaesang tidak bisa lagi diangkat secara signifikan di Jakarta. Lembaga Survei Indonesia atau LSI secara tiba-tiba merilis hasil survei terbaru.

Dalam survei LSI ini, Kaesang Pangarep unggul di Pilkada Jawa Tengah. Kaesang bahkan mengungguli Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi yang digadang-gadang bakal maju Pilkada Jateng 2024.

Direktur eksekutif LSI Djayadi Hanan menjelaskan dalam simulasi enam nama Kaesang Pangarep unggul dengan perolehan 25,6% disusul dengan Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi dengan perolehan 16,1%. Menurutnya, salah satu alasan Kaesang unggul dalam survei karena dianggap berasal dari keluarga tokoh politik.

"Alasan utamanya memilih Kaesang itu adalah berasal dari keluarga tokoh politik atau tokoh masyarakat. Sementara juga banyak yang memilih Kaesang karena belum tahu nama lainnya," ujar Djayadi.

Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari ikut mengamplifikasi hasil survei tersebut dengan menyatakan peluang Kaesang menang di Pilkada Jateng lebih besar dari Pilkada Jakarta. "Secara elektabilitas Kaesang itu justru punya peluang di Jawa Tengah. Apalagi kalau kita bicara peta pertarungan di Jakarta kelihatannya memang lebih berat dibandingkan dengan di Jawa Tengah. Di Jakarta ada petahana namanya Anies Baswedan. Sementara di Jawa Tengah itu tidak ada pertahana dan nama-nama yang muncul barangkali sebagian adalah wajah-wajah baru," ungkap Muhammad Qodari. 

Munculnya survei LSI itu menjadi indikasi kuat Kaesang akan maju di Pilkada Jawa Tengah. Menurut Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, PDIP yang merupakan penguasa Jawa Tengah tentu tidak tinggal diam. PDIP bertekad untuk mempertahankan kursi Gubernur Jawa Tengah tetap di tangan kader PDIP.

"PDI Perjuangan (PDIP) telah cukup lama mempersiapkan calon-calon pemimpin yang berasal dari Kepala Daerah PDIP dan juga yang dari luar menjadi bagan dari keluarga partai. Jawa Tengah sebagai basis PDI Perjuangan tentunya kami dorong kader PDI Perjuangan ada nama-nama yang beredar seperti Pak Andika itu juga diusulkan di Jawa Tengah, Bung Hendi itu sebagai walikota dua periode yang memiliki kualifikasi kepemimpinan juga nama yang masuk diusulkan di daerah," tutur Hasto.

Jika skenario mengusung Kaesang di Pilkada Jawa Tengah terealisasi, maka pertarungan antara trah Jokowi versus PDIP akan kembali terjadi. Jika melihat hasil Pilpres 2024, besar kemungkinan PDIP akan kembali kalah sebab jalan tol politik untuk Kaesang memang sudah disiapkan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Diva Rabiah)