Pengamat: Bayar Kuliah dengan Pinjol Bukan Solusi

5 July 2024 10:17

Pernyataan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menjadi sorotan belakangan ini. Teranyar, Muhadjir mengatakan perguruan tinggi harus mencari uang dan menyetujui ide pembayaran uang kuliah tunggal (UKT) dengan pinjaman online (pinjol).

Pengamat pendidikan Indra Charismiadji menilai pernyataan Muhadjir tidak lepas dari latar belakangnya. Muhadjir memiliki pengalaman panjang sebagai rektor Perguruan Tinggi Swasta (PTS). 
 

Baca: Komisi X DPR Minta Anggaran Pendidikan Direalokasi

Hal itu yang mendasari pandangan Muhadjir terhadap Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang terus membebani APBN dengan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN). Sementara biaya kuliah di PTS bisa lebih terjangkau.

"Padahal di PTN itu masih dapat BOPTN dan para dosennya digaji. Belum lagi bantuan-bantuan yang lain juga. Tapi kok UKT-nya bisa lebih dari PTS. Itu kan ada yang keliru dalam mengelola," ujar Indra, dikutip Jumat, 5 Juli 2024.

Menurut Indra, masalah inilah yang harus dibenahi dalam sistem pendidikan nasional di berbagai level. Baik PAUD, SD, SMP, SMA, sampai Perguruan Tinggi. Dia menambahkan, lembaga pendidikan harus menghidupi operasional secara mandiri.
 
Baca: Menkeu Belum Terima Proposal Student Loan

"Tapi yang disebut dengan lembaga pendidikan memang wajar menghabiskan anggaran. Karena pendidikan adalah pelayanan social. Bukan tempat berdagang. Kesalahan fatal dalam mengelola dunia pendidikan kita disebabkan lembaga-lembaga pendidikan kita itu sudah berubah menjadi marketplace menjadi tempat mencari uang. Bahkan pemerintah sendiri melihat bahwa ini menjadi tempat komersial," ujarnya.

Indra menegaskan, pengelolaaan perguruan tinggi harus berdasarkan konstitusi agar tidak melenceng dari prinsip-prinsip negara. Dalam Undang-Undang Dasar 1945, pasal 31 ayat 5, dikatakan, pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.

Sementara terkait pinjol, Indra melihatnya bukan sebagai solusi. Penggunaan pinjol dikhawatrikan akan menimbulkan masalah baru.

"Itu cuman mengganti genteng yang bocor. Padahal yang kita butuhkan adalah merenovasi atap kita yang memang sudah lapuk, yang sudah sudah selalu bocor. Jadi enggak bisa diselesaikan dengan cara-cara yang pragmatis," ucapnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Diva Rabiah)