Kapan Konklaf Dimulai? Ini 7 Fakta Menarik Seputar Pemilihan Paus

Ribuan peziarah menghadiri pemakaman Paus Fransiskus di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Sabtu, 26 April 2025. (Vatican News)

Kapan Konklaf Dimulai? Ini 7 Fakta Menarik Seputar Pemilihan Paus

M Rodhi Aulia • 28 April 2025 11:47

Jakarta: Pemakaman Paus Fransiskus pada Sabtu, 26 April 2025, menarik perhatian dunia. Sekitar 400.000 orang, termasuk para pemimpin dunia dan bangsawan, hadir di Vatikan dan Roma untuk memberikan penghormatan terakhir kepada sosok reformis ini. 

Kini, perhatian bergeser ke agenda berikutnya yang tak kalah penting: konklaf, pertemuan rahasia para kardinal untuk memilih pemimpin baru Gereja Katolik.

Wafatnya Fransiskus, Paus asal Argentina, menimbulkan rasa duka mendalam sekaligus kekhawatiran tentang arah Gereja selanjutnya. Banyak umat bertanya-tanya, siapa yang akan meneruskan tongkat estafet di tengah dunia yang penuh perubahan ini? Dan, kapan tepatnya proses bersejarah itu akan dimulai?

Berikut ini adalah sejumlah fakta penting seputar konklaf yang perlu diketahui sebelum asap putih mengepul dari Kapel Sistina.

1. Kapan Konklaf Dimulai?

Para kardinal dijadwalkan menentukan tanggal resmi konklaf dalam pertemuan umum kelima pada Senin, 28 April 2025. Menurut Kardinal Jean-Claude Hollerich dari Luksemburg, konklaf diperkirakan mulai pada 5 atau 6 Mei 2025, setelah berakhirnya masa berkabung sembilan hari pada 4 Mei.

Kapel Sistina, dengan fresco Michelangelo yang ikonik, akan kembali menjadi saksi sejarah saat dunia menantikan pilihan para kardinal.

Baca juga: Kardinal Suharyo akan Berangkat Lebih Cepat ke Vatikan

2. Apa Itu Konklaf dan Mengapa Disebut "Dikunci"?

Mengutip Britannica, istilah konklaf berasal dari bahasa Latin cum clave, yang berarti "dengan kunci". Tradisi mengunci para kardinal dalam satu lokasi tanpa kontak luar ini dimulai pada abad ke-13, setelah pengalaman pahit pemilihan yang berlarut-larut usai wafatnya Paus Clement IV.

Para kardinal hanya boleh keluar setelah Paus baru terpilih. Sistem ini bertujuan menjaga fokus, kerahasiaan, dan mencegah campur tangan pihak luar.

3. Proses Pemilihan: Seberapa Ketat Aturannya?

Pemilihan Paus dilakukan dengan sistem suara rahasia. Setiap hari, para kardinal-elektor bisa menggelar hingga empat sesi pemungutan suara. Seorang kandidat harus memperoleh mayoritas dua pertiga dari suara yang sah untuk terpilih.

Jika Paus baru terpilih, asap putih akan mengepul dari cerobong Kapel Sistina, menandai momen yang ditunggu-tunggu umat Katolik di seluruh dunia.

4. Sejarah Awal Pemilihan Paus: Penuh Gejolak

Pada masa awal Gereja, Paus sering kali dipilih dengan campur tangan kuat dari kaisar atau raja. Pemilihan bisa melibatkan bentrokan, skisma, dan bahkan pengangkatan antipaus. Seperti dicatat Britannica, sistem konklaf mulai diformalkan pada abad ke-13 untuk mengatasi kekacauan ini.

Tindakan mengunci kardinal pertama kali terjadi setelah mereka gagal memilih Paus selama lebih dari dua tahun, memaksa reformasi mendalam dalam tradisi pemilihan.

5. Siapa yang Berhak Memilih Paus?

Hanya kardinal yang berusia di bawah 80 tahun yang berhak memilih. Tahun ini, ada 135 kardinal yang memenuhi syarat. Meski sebagian besar adalah penunjukan Paus Fransiskus, karakter Paus baru tak selalu mengikuti jejak pendahulunya.

Sejarah mencatat perubahan besar dalam karakter kepausan: dari Yohanes Paulus II yang karismatik, ke Benediktus XVI yang intelektual, lalu ke Fransiskus yang pastoral.

6. Apa Tantangan Konklaf Kali Ini?

Selain memilih sosok yang tepat, para kardinal dihadapkan pada tantangan berat: bagaimana menjaga kesinambungan di tengah ketegangan internal Gereja, sekaligus menjawab kebutuhan zaman.

7. Bagaimana Konklaf Berubah dari Masa ke Masa?

Mengutip Britannica, sejak abad ke-11 hingga saat ini, aturan konklaf telah melalui banyak reformasi. Dari ancaman ekskomunikasi bagi yang bertaruh pada hasil pemilihan (1591), hak veto raja-raja Eropa (berakhir 1903), hingga pembatasan usia pemilih (di bawah 80 tahun) oleh Paus Paulus VI.

Meski prosedur berubah, esensi konklaf tetap: memilih pemimpin rohani tertinggi yang mampu menuntun Gereja di zaman modern.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(M Rodhi Aulia)