Indonesia Kehilangan Rp2,49 Triliun Modal Asing dalam Sepekan

Ilustrasi dana asing dalam bentuk dolar AS - - Foto: Depositphotos.

Indonesia Kehilangan Rp2,49 Triliun Modal Asing dalam Sepekan

Husen Miftahudin • 7 September 2024 13:43

Jakarta: Bank Indonesia (BI) mencatat dana-dana asing keluar dari pasar keuangan domestik selama sepekan ini. Berdasarkan data transaksi pada 2-5 September 2024, dana dari investor asing (nonresiden) tersebut tercatat jual neto (outflow) sebanyak Rp2,49 triliun.

Minggatnya dana asing dari pasar keuangan domestik pada minggu ini utamanya berasal dari Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang tercatat keluar sebanyak Rp7,38 triliun.

Sementara di pasar Surat Berharga Negara (SBN), investor bule justru memasukkan dana-dananya (beli neto) sebesar Rp2,65 triliun dan pasar saham sebanyak Rp2,24 triliun.

"Selama 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan 5 September 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp28,80 triliun di pasar saham, Rp11,15 triliun di pasar SBN, dan Rp186,92 triliun di SRBI," ungkap Asisten Gubernur BI Erwin Haryono dikutip dari rilis Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah, Sabtu, 7 September 2024.

Sementara berdasarkan data pada semester II-2024 hingga 5 September 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp28,46 triliun di pasar saham, Rp45,11 triliun di pasar SBN, dan Rp56,57 triliun di SRBI.
 

Baca juga: Rupiah Ditutup Naik 24 Poin ke Level Rp15.377/USD di Jumat Sore
 

Premi risiko naik


Adapun premi risiko atau Credit Default Swap (CDS) Indonesia lima tahun naik ke level 68,92 basis poin (bps) per 5 September 2024 dari 66,21 bps per 30 Agustus 2024. CDS merupakan indikator untuk mengetahui risiko berinvestasi di SBN.

Semakin besar skor CDS, maka risiko berinvestasi di SBN juga semakin tinggi. Sebaliknya jika skor semakin kecil, maka risiko investasinya juga semakin rendah.

"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia," tegas Erwin.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)