Dipaksa Lepas Alat Bantu Dengar, Penyandang Tunarungu Ini Gagal Tes Seleksi Masuk UI

Naufal Athallah, seorang lulusan SMK Negeri 2 Tangerang Selatan menderita disabilitas tunarungu, harus rela mengubur impiannya masuk ke perguruan tinggi di Universitas Indonesia.

Dipaksa Lepas Alat Bantu Dengar, Penyandang Tunarungu Ini Gagal Tes Seleksi Masuk UI

Medcom • 21 June 2024 16:55

Tangerang: Naufal Athallah, seorang lulusan siswa SMK Negeri 2 Tangerang Selatan penyandang disabilitas tunarungu, harus rela mengubur impiannya masuk Universitas Indonesia (UI). Hal tersebut terjadi lantaran ia diminta melepaskan alat bantu dengarnya saat Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di perguruan tersebut pada 14 Mei 2024. 

Naufal menceritakan, peristiwa tersebut bermula saat dirinya tengah menghafalkan salah satu pelajaran sebelum memulai ujian. "Saat saya lagi menghafalkan rumus-rumus pelajaran Matematika, saat itu terdapat tiga orang lainnya tengah membicarakan saya terkait menggunakan alat bantu dengar," ujarnya, Jumat, 21 Juni 2024.

Naufal menuturkan, saat hendak masuk ke dalam ruangan ujian,  dirinya bertanya kepada panitia soal alat bantu dengarnya apakah diperbolehkan atau tidak digunakannya.
 

Baca: Siswi SMK di Bogor Diduga jadi Korban Penyekapan dan Perundungan Teman Sekolah

"Saya tanya ke panitia, apakah saya boleh mengikuti ujian menggunakan alat bantu dengar, saya tunarungu. Terus dijawab 'nanti kalau sedang ujian di lepas saja', yaudah saya lepas karena takut enggak bisa ikut ujian, enggak keluar hasil UTBK karena ada alat mencurigakan," jelasnya.

Naufal mengaku, saat itu dirinya kebingungan ketika panita memberikan arahan terkait pelaksanaan ujian. Sehingga, dirinya tidak dapat mendengar apapun terkait arahan yang diberikan panitia.

"Saat itu ada pengarahan sebelum ujian, sudah enggak pakai alat bantu dengar, saya merasa bingung, enggak dengar apa apa panitia ngomong. Saya mulai fokus bacaan gerakan bibir panitia, saya agak bingung panitia ngomong apa," katanya.

Akhirnya, Naufal pun kesulitan mengerjakan soal-soal ujian berbasis komputer, karena kehilangan fokus akibat alat bantu dengarnya yang dilepas. Terlebih, lanjutnya, soal ujiannya pun berbeda dengan apa yang selama ini dipelajarinya. 

"Kalau enggak pakai alat bantu dengar, keseimbangan saya turun, jadi enggak fokus, ada bunyi keras di kuping. Tapi saya tetap mengerjakan, saya lupa rumus. Saya fokus baca doa, saya hilang arah," katanya.

Naufal menuturkan, jika nilai yang didapatkannya tidak terlalu tinggi sehingga gagal masuk ke perguruan tinggi yang menjadi impiannya itu. Namun, dirinya berharap untuk UTBK 2025, bagi penyandang disabilitas agar diberikan kemudahan untuk tidak mengharuskan melepas alat bantunya.

"Harapannya buat UTBK 2025, ini ada opsi untuk penyandang disabilitas, enggak mempermasalahkan menggunakan alat bantu dengar, biar bisa fokus ngerjainnya, teliti. Karena kalau dilepas keseimbangan menurun," ungkapnya. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Whisnu M)