Sepanjang 2024, Densus 88 Tangkap 24 Tersangka Terorisme

Ilustrasi. Foto: Dok Medcom.id

Sepanjang 2024, Densus 88 Tangkap 24 Tersangka Terorisme

Siti Yona Hukmana • 26 July 2024 17:33

Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut 24 tersangka terorisme ditangkap selama Januari-Juni 2024. Penangkapan dilakukan oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.

"Kepolisian Republik Indonesia dalam hal ini Densus 88 masih terus melakukan penindakan terhadap para terduga pelaku terorisme, yang sejak 1 Januari 2024 hingga Juni 2024, diketahui telah dilakukan penangkapan terhadap 24 orang tersangka terorism," kata Deputi Bidang Penindakanan dan Pembinaan Kemampuan BNPT Irjen Ibnu Suhendra di Hotel Grand Sahid Jakarta, Jumat, 26 Juli 2024.

Ibnu mengatakan pelaku terorisme biasanya tergabung dalam suatu jaringan terorisme. Seperti di Indonesia, salah satunya adalah jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), dengan Amir atau pimpinan Ustaz Abu Sulaiman alias Aman Abdurrahman.

"Meskipun amir jaringan telah ditangkap dan dijatuhi vonis mati, pergerakan jaringan terpantau masih aktif, mereka melakukan kajian yang dihadiri anggota, simpatisan, maupun eks napiter terafiliasi JAD," ujar jenderal polisi bintang dua itu.

Ibnu mengungkap ancaman terorisme saat ini menjadi ancaman serius bagi seluruh dunia, termasuk Indonesia. Dia menyebut terorisme merupakan suatu perbuatan melawan hukum yang berdampak pada kedaulatan suatu negara.
 

Baca juga: Begini Upaya BNPT Cegah Berkembangnya Paham Radikal


Sebab, menimbulkan bahaya terhadap keamanan, perdamaian dunia, serta merugikan kesejahteraan masyarakat. Untuk diketahui, kata dia, saat ini jaringan terorisme global, ISIS dan Al-Qaeda masih sangat aktif melakukan aksi terornya melalui berbagai cara.

"Baik berupa propaganda radikal maupun melancarkan serangan terhadap subjek yang mereka anggap tidak sepaham dengan mereka," ujar Ibnu.

Ibnu melanjutkan aksi terorisme tersebut terjadi di beberapa negara seperti Suriah, Irak, Afghanistan, Nigeria, Kamerun, dan beberapa negara lain di dunia. Bahkan, kata dia, beberapa waktu lalu terjadi aksi teror di Rusia dan Melbourne, serta di berbagai belahan dunia dengan target sasaran entitas Amerika Serikat dan Israel.

"Sedangkan, di dalam negeri serangan teror fisik dapat dikatakan mengalami penurunan. Namun, di bawah permukaan, kelompok teror tetap aktif dalam melakukan berbagai upaya radikalisasi, rekrutmen, pelatihan, dan pengumpulan dana," beber Ibnu.

Sebagai informasi, BNPT meluncurkan buku kritikan terhadap buku seri materi tauhid "For The Greatest Happiness" karangan Aman Abdurrahman atau Oman Abdurrahman alias Abu Sulaiman yang beredar di media sosial. Peluncuran buku kritikan ini sebagai kontranarasi BNPT dalam pencegahan berkembangnya paham radikalisme.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)