Rupiah Melemah 0,45% Pagi Ini

Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: dok MI.

Rupiah Melemah 0,45% Pagi Ini

Husen Miftahudin • 2 September 2024 10:32

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan di awal pekan ini mengalami pelemahan.

Mengutip data Bloomberg, Senin, 2 September 2024, rupiah hingga pukul 10.06 WIB berada di level Rp15.525 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun sebanyak 70 poin atau setara 0,45 persen dari Rp15.455 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar Amerika Serikat (AS) terbantu oleh tanda-tanda ketahanan ekonomi AS yang terus berlanjut, setelah data produk domestik bruto yang dirilis pada Kamis menunjukkan ekonomi tumbuh lebih dari yang diperkirakan pada kuartal kedua.

Data indeks harga PCE, sebagai pengukur inflasi pilihan Fed, akan dirilis pada Jumat, dan juga diharapkan menunjukkan inflasi sedikit meningkat pada Juli. Ekonomi yang kuat dan inflasi yang lesu membuat Fed kurang bersemangat untuk memangkas suku bunga secara tajam.

"Sementara para pedagang masih mempertahankan taruhan untuk pelonggaran pada September, mereka lebih condong ke arah pemotongan yang lebih kecil, 25 basis poin, CME Fedwatch menunjukkan," papar Ibrahim.

Selain itu, data indeks harga konsumen dari Tokyo menunjukkan inflasi tumbuh sedikit lebih tinggi dari yang diharapkan pada bulan Agustus, dengan inflasi inti bergerak kembali mendekati target tahunan Bank Jepang sebesar dua persen di tengah peningkatan belanja swasta.

Pembacaan tersebut memperkuat gagasan peningkatan inflasi akan memberi BOJ lebih banyak ruang untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut tahun ini. Pembacaan CPI juga membantu pasar mengabaikan hasil produksi industri dan penjualan ritel yang mengecewakan.
 

Baca juga: Rupiah Ikuti Tren Melemah Sejak Pembukaan
 

Pertumbuhan ekonomi Indonesia dipelototi


Ibrahim mengungkapkan, pemerintah akan memperhatikan faktor-faktor pendorong pertumbuhan ekonomi agar target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen dapat tercapai pada triwulan ketiga 2024. Konsumsi, investasi, ekspor, impor akan terus diperhatikan, guna untuk menjaga agar pertumbuhan ekonomi bisa tetap terjaga pada tingkat 5,1 persen. Selain itu perpolitikan dalam negeri pun semakin stabil pasca-Pilpres 2024.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan kedua 2024 tumbuh sebesar 5,05 persen (year on year/yoy) ditopang kuatnya permintaan domestik dan meningkatnya kinerja ekspor. Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga sebagai kontributor utama tumbuh sebesar 4,93 persen (yoy) didorong periode libur hari besar keagamaan dan libur sekolah yang lebih panjang.

Selain itu, daya beli masyarakat juga masih terjaga seiring dengan terkendalinya inflasi, kenaikan gaji ASN, pemberian gaji ke-13 dengan tunjangan kinerja 100 persen, serta penciptaan lapangan kerja baru yang lebih besar di awal tahun 2024 sebesar 3,55 juta.

Sementara, konsumsi pemerintah tumbuh positif sebesar 1,42 persen terutama didukung oleh penyerapan belanja modal dan belanja barang yang cukup tinggi, masing-masing sebesar 39,5 persen dan 6,1 persen. 

Adapun pertumbuhan investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tercatat menguat sebesar 4,43 persen (yoy) ditopang oleh kinerja pertumbuhan investasi bangunan yang tumbuh 5,31 persen.

Salah satu faktor pendorong peningkatan investasi yaitu penyerapan belanja modal pemerintah yang tinggi terkait penyelesaian berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN), termasuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Selain itu, pemerintah akan terus memantau risiko stagnasi perekonomian global yang diperkirakan masih berlanjut sepanjang tahun 2024. "APBN 2024 akan terus dioptimalkan untuk menjaga stabilitas dan momentum pertumbuhan ekonomi sehingga target pertumbuhan sebesar 5,2 persen dapat tercapai," terang Ibrahim.

Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak secara fluktuatif dan kemungkinan besar akan kembali mengalami pelemahan.

"Untuk perdagangan Senin ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.440 per USD hingga Rp15.520 per USD," kata dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)