Genjot Produksi BBM, Pemerintah Tahan Ekspor Minyak Mentah

Ilustrasi kegiatan operasional di hulu migas. Foto: Unplash

Genjot Produksi BBM, Pemerintah Tahan Ekspor Minyak Mentah

Annisa Ayu Artanti • 27 January 2025 15:25

Jakarta: Pemerintah akan menahan ekspor minyak mentah (crude oil) hasil produksi dalam negeri untuk lebih banyak diolah di kilang domestik. Dengan begitu, produksi bahan bakar minyak (BBM) diharapkan meningkat.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menjelaskan bahwa semua minyak mentah milik negara yang sebelumnya direncanakan untuk ekspor akan dialihkan ke kilang domestik.

Selain itu, minyak mentah milik kontraktor yang tidak sesuai standar juga akan diolah dan dicampur agar memenuhi spesifikasi kilang di Indonesia. Langkah ini diambil untuk mempercepat pencapaian swasembada energi di dalam negeri.

"Sesuai arahan Presiden Prabowo, kami telah meminta kilang-kilang dalam negeri untuk memanfaatkan semua crude, termasuk yang sebelumnya dianggap tidak memenuhi spesifikasi. Sehingga ekspor crude semakin menurun," kata Bahlil dilansir dari siaran pers, Senin, 27 Januari 2025.

 

Baca juga: 

Pelaksanaan Lifting Migas 2024 Diklaim Optimal, SKK Migas Pede Capai Target 2025



Kilang Balikpapan. Foto: Pertamina

Peningkatan kapasitas kilang

Pemerintah terus meningkatkan kapasitas dan fleksibilitas teknologi kilang dalam negeri. Kilang-kilang utama seperti Balikpapan, Cilacap, dan Dumai kini mampu mengolah minyak mentah dengan spesifikasi beragam, termasuk jenis minyak mentah yang sebelumnya dianggap tidak memenuhi standar.

Pemerintah juga terus mendorong percepatan pembangunan kilang baru seperti Kilang Tuban dan Balongan untuk meningkatkan kapasitas pengolahan dalam beberapa tahun ke depan.


Perkiraan ekspor minyak mentah tahun ini sekitar 28 juta barel. Sekitar 12 juta-13 juta barel ditargetkan dapat dioptimalkan untuk menambah pasokan kilang minyak dalam negeri.

Untuk itu, Kementerian ESDM meminta Satuan Kerja Khusus Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), maupun PT Pertamina (Persero) untuk mengimplementasikan hal tersebut.

"Kami dorong SKK Migas, KKKS, dan Pertamina agar minyak mentah domestik memberikan nilai tambah dalam negeri sehingga turut mengurangi impor," ucap Bahlil. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)