BI Klaim Mampu Jaga Rupiah Tetap Terkendali di Tengah Ketidakpastian Global

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo. Foto: Dok istimewa

BI Klaim Mampu Jaga Rupiah Tetap Terkendali di Tengah Ketidakpastian Global

Naufal Zuhdi • 23 April 2025 15:47

Jakarta: Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengingatkan tekanan kuat terhadap nilai tukar Rupiah terjadi di pasar offshore (Non Deliverable Forward/NDF) pada saat libur panjang pasar domestik dalam rangka Idulfitri 1446 H, akibat kebijakan tarif resiprokal AS.

Nilai tukar Rupiah pada 27 Maret 2025 tercatat Rp16.560 per dolar AS atau menguat 0,12 persen (ptp) dibandingkan dengan level akhir Februari 2025.

Pada 7 April 2025, BI tllelah melakukan intervensi di pasar off-shore NDF secara berkesinambungan di pasar Asia, Eropa, dan New York guna menstabilisasi nilai tukar Rupiah dari tingginya tekanan global.

"Respons kebijakan ini memberikan hasil positif, tercermin dari perkembangan Rupiah yang terkendali dan menguat menjadi Rp16.855 per dolar AS pada 22 April 2025, dibandingkan dengan level Rp16.865 per dolar AS pada hari pertama pembukaan pasar domestik pascalibur tanggal 8 April 2025," ucap Perry saat Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu, 23 April 2025.
 

Baca juga: 

Ini Rincian Kurs Dolar AS di 4 Bank Hari Ini



(Ilustrasi rupiah. MI/Susanto)

Pergerakan rupiah masih sejalan perkembangan global

Pergerakan Rupiah, lanjut dia, masih sejalan dengan perkembangan mata uang regional dan berada dalam kisaran yang sesuai dengan fundamental ekonomi domestik dalam menjaga stabilitas perekonomian.

"Ke depan, nilai tukar Rupiah diprakirakan stabil didukung komitmen Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah, dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik," bebernya.

Bank Indonesia, tambah dia, terus memperkuat respons kebijakan stabilisasi, termasuk intervensi terukur di pasar offshore NDF dan strategi triple intervention pada transaksi spot, DNDF, dan SBN di pasar sekunder.

Seluruh instrumen moneter juga terus dioptimalkan, termasuk penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI, untuk memperkuat efektivitas kebijakan dalam menarik aliran masuk investasi portofolio asing dan mendukung stabilitas nilai tukar Rupiah.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)