Uang Beredar Maret 2024 Capai Rp8.888 Triliun

Ilustrasi. Foto: MI/Ramdani.

Uang Beredar Maret 2024 Capai Rp8.888 Triliun

Media Indonesia • 25 April 2024 15:17

Jakarta: Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Maret 2024 mencapai Rp8.888,4 triliun. Nilai tersebut tumbuh 7,2 persen secara tahunan (year on year/yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan di bulan sebelumnya di angka 5,3 persen (yoy).
 
"Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 7,9 persen (yoy) dan uang kuasi sebesar 6,2 persen (yoy)," ujar Asisten Gubernur Bank Indonesia Erwin Haryono seperti dikutip dari siaran pers, Kamis, 25 April 2024.
 
Dia menambahkan, perkembangan M2 pada Maret 2024 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada pemerintah pusat.
 
Penyaluran kredit pada Maret 2024 tumbuh 11,8 persen (yoy), meningkat dibanding bulan sebelumnya yang tumbuh 11,0 persen (yoy). Sementara tagihan bersih moneter kepada pemerintah pusat tumbuh 18,0 persen (yoy) setelah sebelumnya mengalami kontraksi 1,0 persen (yoy).
 
Sedangkan aktiva luar negeri bersih pada Maret 2024 tercatat mengalami kontraksi 1,1 persen(yoy), setelah pada Februari 2024 mencatatkan pertumbuhan 2,3 persen (yoy).
 

Baca juga: BI Naikkan Suku Bunga Acuan 25 Bps Jadi 6,25%
 

Penyaluran kredit perbankan tumbuh 11,8%

 
Adapun merujuk laporan BI, pada Maret 2024 penyaluran kredit oleh perbankan mencapai Rp7.187,6 triliun, tumbuh 11,8 persen (yoy). Itu didorong oleh penyaluran kredit kepada debitur korporasi dan kredit lainnya.
 
Sementara berdasarkan jenis penggunaannya, pertumbuhan tertinggi terjadi pada kredit investasi, yakni 14 persen (yoy). Itu banyak berasal dari kredit yang disalurkan ke sektor industri pengolahan, pengangkutan, dan komunikasi.
 
Lalu pertumbuhan tertinggi kedua ialah kredit modal kerja, tumbuh 11,8 persen (yoy). Perkembangan kredit modal kerja itu utamanya dipengaruhi oleh sektor keuangan, real estat, jasa perusahaan, dan sektor pertambangan dan penggalian.
 
Sedangkan kredit konsumsi pada Maret 2024 tercatat tumbuh 10 persen (yoy). Itu utamanya banyak didorong oleh kredit pemilikan rumah (KPR), kredit kendaraan bermotor, dan kredit multiguna.
 
(M ILHAM RAMADHAN)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)