Ilustrasi. Medcom.id
Roni Kurniawan • 4 September 2024 23:46
Bandung: Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Bandung 2024 diikuti oleh empat pasang bakal calon Walikota dan Wakil Walikota Bandung yang sudah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bandung. Bakal calon yang hadir pun berbagai macam latar belakang untuk bertarung guna menguasai Kota Bandung lima tahun kedepan.
Terdapat empat bapaslon Walikota dan Wakil Walikota yang sudah mendaftarkan diri ke KPU Kota Bandung dan melakukan tes kesehatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) pada 30 Agustus hingga 2 September 2024. Empat bapaslon tersebut memiliki latar belakang yang berbeda yang perlu diketahui oleh warga Kota Bandung sebagai pemilih.
1. Bapaslon Walikota dan Wakil Walikota Bandung Muhammad Farhan-Erwin
Bapaslon Farhan-Erwin merupakan pasangan yang diusung oleh Partai NasDem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan didukung Partai Gelora serta Partai Buruh.
Farhan yang merupakan kader NasDem, memiliki tingkat percaya diri yang tinggi. Terlebih dalam hasil survei dari beberapa lembaga sebelum masa pendaftaran, Farhan paling tinggi jika tidak dimunculkan nama Atalia Praratya dari Golkar.
Farhan dikenal publik sebagai pembawa acara televisi dan juga penyiar radio. Pria kelahiran Bogor, 25 Februari 1970 ini tercatat merupakan alumni Universitas Padjajaran yang lulus di tahun 1995.
Bahkan bagi warga Kota Bandung, nama Farhan tidak asing. Karena Farhan juga sempat menduduki jabatan di klub Persib Bandung. Lalu, Farhan kemudian melenggang ke Senayan setelah terpilih sebagai anggota DPR RI dalam Pileg 2019. Maju di Dapil Jabar I (Kota Bandung-Kota Cimahi), Farhan mengantongi 52.033 suara.
Namun, di Pileg 2024, Farhan gagal melenggang ke Senayan hingga kemudian diamanatkan oleh NasDem untuk maju di Pilkada Kota Bandung.
Sedangkan pasangannya, Erwin, merupakan mantan anggota DPRD Kota Bandung dan juga saat ini sebagai ketua DPC PKB Kota Bandung. Erwin dinilai telah berhasil membangun PKB di Kota Bandung. Pasalnya sejak dibawah kepemimpinan Erwin, PKB berhasil meraih kursi DPRD dari berjumlah 0 menjadi 5 kursi saat ini.
Pria asli Kota Bandung kelahiran 18 Mei 1972 ini merupakan lulusan Universitas Pasundan tahun 1999 dan menyelesaikan program magister di Uninus pada 2023 lalu. Erwin cona peruntungan maju di DPR RI pada Pileg kemarin, namun ia gagal untuk melenggang ke Senayan dan akhirnya mendapat tugas maju di Pilkada Kota Bandung.
2. Bapaslon Walikota dan Wakil Walikota Bandung Haru Suandharu-Ridwan Dhani Wirianata
Pasangan Haru-Dhani maju di Pilkada Bandung diusung oleh PKS dan Gerindra, serta didukung PBB dan Partai Ummat. Pasangan dengan nama duet 'HADE' merupakan reuni PKS dan Gerindra karena Pilkada tahun ini merupakan yang ketiga kali berkoalisi dan berhasil keluar sebagai pemenang.
PKS memutuskan Haru sebagai kader untuk maju di Pilkada Kota Bandung membuat sejumlah pengamat cukup terkejut. Pasalnya, Haru sebelumnya tidak masuk dalam kandidat yang diusung PKS karena sudah memunculkan dua nama yaitu Siti Muntamah dan Asep Mulyadi
Haru Suandharu merupakan politisi senior PKS. Bahkan saat ini menjabat sebagai Ketua DPW PKS Jawa Barat yang sebelumnya digadang-gadang akan maju di Pilkada Jawa Barat
Pria kelahiran Tasikmalaya, 29 Juni 1975 ini merupakan lulusan S1 dan S2 ITB dan menyelesaikan program doktor di Universitas Padjajaran.
Perjalanan Haru di dunia politik dinilai sudah sangat matang. Pasalnya Haru pernah menjadi Ketua DPD PKS Kota Bandung pada 2006 dan terpilih sebagai anggota DPRD Kota Bandung periode 2009-2014 dan 2014-2019.
Karir politik Haru pun terus meningkat dan menjadi Ketua DPW PKS Jabar hingga kini. Bahkan pada 2019 Haru kembali terpilih sebagai anggota DPRD Jabar hingga 2024.
Sementara wakil Haru yakni Ridwan Dhani Wirianata merupakan pria kelahiran Jakarta pada Maret 1992. Dhani adalah lulusan S1 dari Universitas Gunadarma yang mulai terjun di dunia politik pada 2013 kala mendapat tugas menjadi tim media Gerindra.
Selanjutnya, Dhani mendapat pekercayaan sekretaris pribadi (sekpri) Prabowo Subianto pada 2015 hingga 2024. Dhani kemudian mencoba peruntungan dengan maju di Pileg 2024 di Dapil Jabar IX, namun gagal untuk melenggang ke Senayan.
Partai Gerindra kemudian memberi rekomendasi untuk Dhani maju di Pilkada Bandung. Hal itu pun mendapat kecaman dan penolakan dari 10 Partai Anak Cabang (PAC) Gerindra Kota Bandung, karena Dhani dinilai tidak mempunyai kapasitas serta tidak mengikuti proses penjaringan bakal calon walikota.
3. Bapaslon Walikota dan Wakil Walikota Bandung Arfi Rafnialdi-Yena Iskandar Ma'soem
Arfi Rafnialdi dan Yena Iskandar Ma'soem merupakan pasangan yang diusung oleh Partai Golkar, PSI, PAN, Hanura, Perindo dan Garuda.
Arfi lahir di Tangerang, 11 September 1977 yang lulus S1 dan S2 dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Arfi ini sangat melekat dengan nama mantan Walikota Bandung dan mantan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil. Pasalnya Arfi merupakan orang dekat Ridwan Kamil
Arfi pernah menjadi Ketua Bidang Kampanye Tim Pemenangan Ridwan Kamil-Oded Danial di Pilkada Bandung 2013 silam. Bahkan Arfi saat ini bagian dari orang dalam Ridwan Kamil dalam merancang berbagai proyek di Kota Bandung.
Bahkan Arfi pun terus nempel Ridwan Kamil saat berpasangan dengan Uu Ruzhanul Ulum maju di Pilkada Jabar 2018 silam. Arfi kemudian menjadi bagian Tim Akselerasi Pembangunan (TAP) Ridwan Kamil saat menjabat sebagai Gubernur Jabar.
Bahkan di Pilpres 2024, Arfi ditunjuk sebagai Ketua Harian Tim Kampanye Daerah (TKD) Jawa Barat Prabowo-Gibran yang diketuai oleh Ridwan Kamil. Lalu Arfi pun memilih menjadi kader Golkar dan mendapat mandat sebagai Ketua Bidang Strategi Penggalangan Pemilih DPP Golkar.
Sedangkan pasangan Arfi yaitu Yena Iskandar Ma'soem, merupakan putri dari salah satu tokoh Jawa Barat yakni H. Nanang Iskandar Ma'soem pemilik Ma'soem Group. Yena pun digadang-gadang salah satu pengusaha tersukses di Jabar dengan bisnisnya di dunia pendidikan dan pengolahan air.
Perempuan kelahiran Bandung, 12 November 1973 ini pernah bertarung di Pilbup Bandung pada 2020 berpasangan dengan mantan pemain Persib Bandung, Atep Rizal, yang diusung oleh PDIP dan PAN. Namun Yena gagal untuk merebut kursi nomor satu di Kabupaten Bandung.
Yena pun kembali mencoba maju sebagai anggota legislatif dari PDIP untuk dapil Jawa Barat II yang meliputi Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat. Upaya tersebut belum berhasil membuat Yena melenggang ke Senayan meski berlabuh melalui partai yang kuat
Hingga kemudian PSI memberi rekomendasi untuk Yena maju di Pilkada Bandung 2024 berpasangan dengan Arfi Rafnialdi. Yena sekaligus jadi satu-satunya perempuan yang bertarung di Pilkada Kota Bandung.
4. Bapaslon Walikota dan Wakil Walikota Bandung Dandan Riza Wardana-Arif Wijaya
Dandan Riza Wardana-Arif Wijaya merupakan pasangan yang diusung PDIP dan Partai Demokrat
Dandan Riza Wardana bukanlah nama yang tak asing terutama dalam pemerintahan kota Bandung. Karena Dandan yang merupakan anak kelima dari mantan Wali Kota Bandung, Ateng Wahyudi, pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) di jaman Ridwan Kamil.
Pria kelahiran Bandung, 2 Juli 1968 ini pernah mengecap pendidikan program DIII di APDN Bandung. Dandan melanjutkan pendidikan S1 di Universitas Langlangbuana, lalu Pendidikan pasca sarjana diteruskan di S2 Ilmu Kebijakan Publik, LAN Unpad dan meneruskan ke program doktoral di Ilmu Pemerintahan Unpad.
Karir Dandan di dunia birokrasi cukup mentereng karena menduduki jabatan dibeberapa BUMD milik Jabar pada periodde 2022-2023 menjabat sebagai komisaris BUMD di PT Jaswita Jabar, setelah sebelumnya menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Umum PT Bina Wahana Lestari. Pada 2020-2021, Dandan dipercaya sebagai Pumduv Satuan Pengawas Internal di BUMD Jabar PT Jaswita Jabar.
Namun begitu, Dandan pernah terjerat kasus korupsi ketika menjabat sebagai Kepala DPMPTSP Kota Bandung. Dandan divonis bersalah oleh PN Bandung atas tindakan pidana korupsi kasus pungutan liar pada Oktober 2017 silam dan dihukum satu tahun bui dan denda 50 juta rupiah subsiber satu bulan kurungan.
Sedangkan wakilnya, Arif Wijaya, tak banyak yang mengetahui sosok ini. Pasalnya muncul nama Arif, menggantikan Dadan Drajat Martamihardja yang batal berpasangan dengan Dandan karena detik-detik menjelang pendaftaran ke KPU Kota Bandung, Dadan jatuh sakit. Sehingga pada akhirnya Partai Demokrat dan PDI Perjuangan mengusung Arif Wijaya untuk mendampingi Dandan.