Tiru Rahasia Berpikir Orang Tionghoa yang Bikin Tajir

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Tiru Rahasia Berpikir Orang Tionghoa yang Bikin Tajir

Ade Hapsari Lestarini • 9 May 2025 12:17

Jakarta: Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China. Ungkapan itu sangat populer di semua kalangan. Terbukti, Negeri Tirai Bambu ini dikenal sebagai negara yang memiliki peradaban dan ilmu pengetahuan yang maju.

Tak hanya ilmu pengetahuannya, cara orang Tionghoa dalam mengelola keuangan pun sudah banyak ditiru oleh siapapun. Cara berpikir mereka patut ditiru agar bisa menjadi pedoman Anda yang ingin sukses dan tajir.

Melansir laman Amartha, berikut 10 cara berpikir orang Tionghoa yang bisa bikin tajir melintir:

 

1. Utamakan prinsip ekonomis


Orang Tiongkok terkenal ketat menangani keuangan. Mereka mengutamakan pembelian barang menggunakan uang tunai dibandingkan dengan cicilan atau kredit. Mereka akan menunda membeli sesuatu bila ternyata uang mereka belum mencukupi. Cara berpikir yang mengutamakan keekonomian tersebut membuat mereka sadar akan pentingnya menabung sedari dini. Termasuk kesadaran akan bagaimana investasi bermanfaat dalam menjaga keuangan mereka.
 

2. Kerja keras


Membiasakan diri bekerja keras. Tidak semua orang Tionghoa mewarisi kekayaan dari orang tuanya. Banyak juga yang merintis bisnisnya dari nol. Mereka tidak memiliki alternatif lagi selain bekerja lebih keras dan giat. Kerja keras termasuk salah satu prinsip yang dipegang teguh oleh orang-orang Tionghoa. Tidak heran bila mereka mencapai kesuksesan di masa kini. Contoh sikap kerja keras orang Tionghoa adalah membuka tokonya lebih pagi serta menutupnya paling akhir.
 

3. Disiplin


Konsistensi untuk disiplin dalam pekerjaan menjadi rahasia sukses orang Tionghoa yang patut kamu tiru jika ingin berhasil. Terlepas dari adanya suatu masalah, orang Tionghoa tetap berpegang teguh pada kedisiplinan. Contohnya, disiplin dalam memulai jasa atau layanannya pada jam yang sama setiap hari.
 

4. Matang dalam perhitungan


Ketika berbisnis, cara berpikir saat menghitung keuntungan dapat dilihat dari proses tawar menawar. Pola pikir mereka cukup unik ketika melakukan tawar menawar. Mereka fleksibel memberikan harga, tetapi tetap menimbang keuntungan yang didapatkan.
 

5. Jangan larut dalam kegagalan


Orang Tionghoa yang kini menjadi konglomerat tidak langsung sukses pada masa awal karier dan bisnisnya. Banyak yang bahkan gagal hingga mengalami kebangkrutan. Namun, mereka tidak menyesal berlarut-larut atas kegagalan tersebut. Alih-alih menyesal dan menyerah, mereka bangkit dan mencoba kembali menata bisnisnya.


Ilustrasi. Foto: Freepik
 
Baca juga: Atur Keuangan Biar Enggak Jadi Strawberry Generation, Ini Tipsnya

6. Teliti dalam mengatur keuangan


Dalam hal mengatur keuangan, mereka cukup teliti dengan membuat pembukuan untuk mengaturnya. Mereka akan mencatat semua pemasukan serta pengeluaran secara detail.
 

7. Siap gagal


Seperti telah disebutkan sebelumnya, tidak semua konglomerat Tiongkok langsung sukses dalam bisnisnya. Terdapat mereka yang gagal sampai dengan bangkrut sebelum akhirnya menjadi konglomerat yang sukses. Ini mencerminkan orang Tiongkok siap untuk gagal dan tidak takut saat mengalami kegagalan.
 

8. Pengalaman menjadi guru terbaik


Selanjutnya, orang Tionghoa juga menerapkan prinsip pengalaman merupakan guru terbaik. Terlihat dari berbagai cara berpikir sebelumnya yang menggambarkan bagaimana mereka siap dan tidak larut akan kegagalan. Mereka menjadikan kegagalan sebagai ajang pembelajaran yang berharga.
 

9. Peduli dengan keturunan


Rahasia sukses orang Tionghoa ini menjadi trik yang menarik untuk Anda pelajari. Ternyata orang Tionghoa tidak hanya hidup untuk diri mereka sendiri, tetapi juga untuk keturunan mereka di masa depan. Bukan hanya satu generasi, namun tiga generasi keturunan. Motivasi menghidupi keturunan ini adalah pola pikir yang membuat mereka giat bekerja. Jadi, anak-anak dan cucu-cucunya di masa depan dapat hidup dengan nyaman.
 

10. Menghindari tangan di bawah


Satu lagi cara berpikir yang dimiliki oleh orang Tionghoa, yaitu menghindari tangan di bawah atau berpangku tangan. Pantang bagi mereka untuk menerima bantuan dan berdiam diri saja tanpa berusaha. Selalu ada usaha baru yang akan mereka mulai.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)