Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo. Foto: Tangkapan layar.
Husen Miftahudin • 22 January 2025 15:09
Jakarta: Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengaku berupaya menstabilkan rupiah di tengah ketidakpastian global dan menguatnya dolar Amerika Serikat (AS). Mata uang garuda masih bertengger di kisaran Rp16.300 per USD.
"Komitmen kami di Bank Indonesia terus memastikan rupiah itu stabil. Tentu ini sejalan dengan mata uang regional di tengah tekanan dolar yang terus kuat," ujar Perry dalam Peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) 2024 secara daring, Rabu, 22 Januari 2025.
Berdasarkan data BI, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hingga 14 Januari 2025 melemah sebesar 1,00 persen point to point (ptp) dari level nilai tukar akhir 2024. Perkembangan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dikatakan relatif lebih baik dibandingkan dengan mata uang regional lainnya, seperti rupee India, peso Filipina, dan baht Thailand yang masing-masing melemah sebesar 1,20 persen, 1,33 persen, dan 1,92 persen.
Untuk menstabilkan rupiah, Perry menjelaskan seluruh instrumen moneter akan terus dioptimalkan, termasuk penguatan strategi operasi moneter pro market melalui optimalisasi instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI) dan lainnya.
Langkah ini, untuk memperkuat efektivitas kebijakan dalam menarik aliran masuk investasi portofolio asing dan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah.
"Komitmen kami untuk terus menjaga stabilitas nilai tukar, baik melalui intervensi di pasar spot, kemudian juga di forward maupun pemberian Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar global," jelasnya.
Baca juga: Pemerintah Tak Khawatir Rupiah Melemah, Meski Nyaris Sentuh Rp16.400 |