Tentara Israel di Gaza yang sudah hancur akibat serangan. Foto: EFE-EPA
Fajar Nugraha • 7 December 2024 00:19
Gaza: Setidaknya empat staf tewas ketika beberapa serangan udara menghantam Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza. Pasukan Israel menyerbu fasilitas itu, menurut direktur rumah sakit dan badan Pertahanan Sipil di daerah kantong itu.
Hossam Abu Safieh, direktur salah satu pusat kesehatan terakhir yang masih berfungsi di Gaza utara mengatakan serangkaian serangan udara menghantam sisi utara dan barat rumah sakit pada Jumat, "disertai dengan tembakan langsung dan intens".
“Tidak ada dokter bedah yang tersisa di rumah sakit,” ujar Abu Safieh, seperti dikutip Al Jazeera, Jumat 6 Desember 2024.
Tentara menyerbu rumah sakit dan memerintahkan semua staf, pasien, dan orang-orang yang mengungsi ke halamannya sebelum mengizinkan mereka kembali ke dalam beberapa jam kemudian.
Richard Peeperkorn, juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), badan kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengatakan "tidak ada peringatan resmi atau perintah evakuasi sebelum pengeboman rumah sakit itu, hanya rumor yang menyebarkan kepanikan."
Ini terjadi hanya seminggu setelah WHO memfasilitasi masuknya delegasi medis darurat Indonesia ke rumah sakit untuk pertama kalinya dalam 60 hari. Fasilitas tersebut telah kehabisan sebagian besar persediaan, termasuk bahan bakar.
Diketahui Quadcopter Israel melepaskan tembakan "yang intens dan langsung" saat kendaraan militer mengepung fasilitas tersebut, kenang Abu Saifya, sebelum menggiring pasien, orang-orang yang mengungsi dan petugas kesehatan di halaman dan membawa mereka secara paksa ke pos pemeriksaan lebih jauh ke selatan, menuju Kota Gaza.
"Awalnya, ada serangkaian serangan udara di sisi utara dan barat rumah sakit, disertai dengan tembakan yang intens dan langsung," kata Abu Saifya dalam sebuah pernyataan.
"Mereka mendekati saya dan memerintahkan saya untuk mengevakuasi semua pasien, orang-orang yang mengungsi, dan staf medis, mengumpulkan semua orang di halaman rumah sakit dan membawa mereka secara paksa ke pos pemeriksaan,” sebut Abu Saifya.
“Anggota delegasi medis Indonesia -,satu-satunya tim yang melakukan operasi di Kamal Adwan,- termasuk di antara mereka yang dipaksa pergi dan tidak diizinkan untuk kembali,” menurut Abu Saifya.
Serangan pada Jumat itu merupakan serangan kedua oleh militer Israel sejak pasukan Israel melancarkan serangan baru ke tiga kota di Gaza utara pada 5 Oktober, menghancurkan seluruh jalan, menimbulkan kelaparan parah dan membuat petugas darurat tidak dapat menyelamatkan orang-orang yang terluka akibat serangan itu.
Lebih dari 3.700 warga Palestina telah tewas di sana, menurut Kantor Media Pemerintah Gaza (GMO). Sebanyak 10.000 orang lainnya telah terluka, kata GMO pada hari Senin.