Pemerintah Tak Khawatir Rupiah Melemah, Meski Nyaris Sentuh Rp16.400

Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan pemerintah tidak terlalu khawatir dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pasalnya, Airlangga menilai dolar AS sedang menguat terhadap seluruh mata uang dunia.

"Yang penting fundamental kita kuat. Kita punya trade positif. Kita punya cadangan devisa juga kuat," ujar Airlangga saat ditemui di Jakarta, dikutip Jumat, 17 Januari 2025.

"Tentu ini adalah gejala global yang tidak dihadapi oleh cuma Indonesia. Bahkan beberapa negara lebih dalam termasuk Jepang, Turki, dan yang lain," sambung dia.

Adapun, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus mengalami pelemahan dalam beberapa hari terakhir. Bahkan, mata uang Garuda tersebut nyaris menyentuh level Rp16.400 per USD.

Mengutip data Bloomberg pada penutupan perdagangan Kamis kemarin (16/1), nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp16.376 per USD. Rupiah melemah 50 poin atau setara 0,31 persen dari posisi Rp16.325 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 

Baca juga: Jelang Akhir Pekan, Rupiah Coba Lawan Kedigdayaan Dolar

(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
 

Apresiasi langkah BI pangkas suku bunga

Di sisi lain, Airlangga mengapresiasi langkah Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 0,25 basis poin. Dengan demikian saat ini BI Rate berada di rentang angka 5,75 persen.

Airlangga menyebut, penurunan BI Rate tersebut merupakan hal yang baik. "BI rate turun adalah baik sekali karena kalau kita lihat inflasi kita kan redah 1,55 (persen)," tutur dia.

BI, sambung Airlangga, menahan penurunan suku bunga pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) sebelumnya karena menunggu pergerakan AS, khususnya The Fed.

"Karena kita harus rate-nya itu dalam tanda petik tidak lebih rendah dari Amerika, terutama untuk mencegah tidak terjadi capital flux (aliran modal keluar)," tutur Airlangga.