Upaya Kemenkes Cegah Masalah Mental dan Bunuh Diri

Ilustrasi fasilitas kesehatan/Medcom.id

Upaya Kemenkes Cegah Masalah Mental dan Bunuh Diri

Media Indonesia • 4 October 2024 13:47

Jakarta: Kementerian Kesehatan melakukan upaya pencegahan masalah kesehatan jiwa pada anak dan remaja. Upaya itu terus diperkuat melalui program upaya kesehatan jiwa yang mencakup upaya promotif dan preventif.

"Peningkatan literasi masyarakat tentang kesehatan jiwa untuk mengurangi stigma dan mendorong remaja serta mahasiswa untuk mencari pertolongan," kata Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Imran Pambudi saat dihubungi, Jumat, 4 Oktober 2024.

Upaya peningkatan literasi, kata dia, dilakukan melalui seminar, webinar, edukasi melalui sosial media. Hal tersebut dilakukan melalui kerja sama dengan organisasi profesi, lintas sektor terkait, komunitas anak remaja dan lainnya.

Program pengasuhan positif yang menekankan pada cara mendidik dan mengasuh anak serta remaja dengan pendekatan yang mendukung perkembangan mental mereka secara sehat.
 

Baca: Kemenkes Diminta Libatkan Masyarakat Luas saat Susun Kebijakan

Kemudian Program Pertolongan Pertama pada Luka Psikologis (P3LP) yang bertujuan untuk melatih orang tua, guru, dan teman sebaya untuk mengenali tanda-tanda awal masalah kesehatan jiwa, dan memberikan dukungan awal yang cepat dan empatik pada remaja yang mengalami krisis emosional program deteksi dini masalah kesehatan jiwa yang dilaksanakan dengan skrining kesehatan jiwa di sekolah-sekolah, universitas, dan tempat kerja oleh tenaga kesehatan.

"Penyediaan layanan konseling dan dukungan psikologis di fasiltas pelayanan kesehatan sebagai tindak lanjut hasil skrining yang terdeteksi terindikasi bermasalah kesehatan jiwa," ujar Imran.

Ada juga pelatihan life skill bagi guru dan siswa bertujuan memberikan anak dan remaja bekal untuk menghadapi tantangan kehidupan dengan cara yang lebih adaptif dan sehat, sehingga risiko mengalami masalah kesehatan jiwa dapat diminimalkan.

Program piloting pencegahan masalah kesehatan jiwa di Sekolah bekerjasama dengan UNICEF di 5 Provinsi, Kerja sama lintas sektor dengan institusi pendidikan, komunitas, NGO seperti UNICEF dll untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan mental generasi muda.

Diberitakan sebelumnya terjadi 2 kasus bunuh diri di Surabaya Jawa Timur. Kedua kasus tersebut memiliki kesamaan yakni dengan cara yang sama dengan melompat dari gedung tinggi dan keduanya merupakan mahasiswa Universitas Ciputra (UC) dan Universitas Kristen Petra dengan jarak waktu satu bulan.

"Dalam kasus mahasiswa atau pelajar, penting untuk menciptakan ruang dialog yang aman, di mana mereka bisa mengungkapkan perasaan tanpa takut dihakimi. Kesadaran dan dukungan dari keluarga, guru, teman sebaya, serta institusi pendidikan juga menjadi kunci dalam mencegah keputusan fatal ini," ungkapnya.

Berdasarkan data dari kepolisian bahwa jumlah kasus bunuh diri tahun 2023 berdasarkan usia kurang dari 20 tahun sebanyak 85 orang (6,3 %); 21-40 tahun sebanyak 391 orang (28,96%); lebih dari 40 tahun 626 orang (46,37%); dan tidak diketahui usianya 248 orang (18,37%).

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(M Sholahadhin Azhar)