Rupiah Tersungkur ke Level Rp16.035/USD

Ilustrasi. Foto: MI/Adam Dwi.

Rupiah Tersungkur ke Level Rp16.035/USD

Husen Miftahudin • 17 December 2024 10:41

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini mengalami pelemahan, meski pada sore kemarin mata uang Garuda tersebut sempat digdaya dan menguat.

Mengutip data Bloomberg, Selasa, 17 Desember 2024, rupiah hingga pukul 10.18 WIB berada di level Rp16.035 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun 34 poin atau setara 0,21 persen dari Rp16.001 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, para pedagang tetap waspada terhadap penguatan dolar AS sebelum pertemuan Fed minggu ini. Bank sentral diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada akhir pertemuan pada Rabu, sehingga suku bunga akan turun total 100 bps pada tahun ini. 

Namun, prospek suku bunga bank sentral akan diawasi dengan ketat, terutama mengingat data terbaru yang menunjukkan inflasi meningkat pada November, sementara pasar tenaga kerja tetap kuat.

"The Fed diperkirakan akan memberi sinyal lebih hati-hati atas pelonggaran di masa mendatang, yang dapat membuat suku bunga tetap tinggi dalam jangka panjang," ungkap Ibrahim.

Di Asia, BOJ diperkirakan akan mempertahankan suku bunga saat ini minggu ini, karena para pejabat mencari lebih banyak waktu untuk mengevaluasi risiko global dan prospek pertumbuhan upah pada 2024. Hal ini berbeda dengan ekspektasi sebelumnya tentang kenaikan suku bunga.

Sementara Kementerian Keuangan Korea Selatan berjanji untuk terus menerapkan langkah-langkah stabilisasi pasar dengan cepat sebagaimana diperlukan untuk mendukung ekonomi setelah pemakzulan.

Produksi industri Tiongkok tumbuh seperti yang diharapkan pada bulan November karena langkah-langkah stimulus terbaru dari Beijing mendukung aktivitas bisnis, data menunjukkan pada Senin.

"Namun, penjualan ritel tidak mencapai perkiraan, mencerminkan pelemahan yang sedang berlangsung dalam belanja konsumen meskipun ada dukungan kebijakan," papar dia.
 

Baca juga: Menguat Tipis, Tapi Rupiah Masih di Level Rp16 Ribu
 

Rupiah ditolong surplus neraca perdagangan


Menurut Ibrahim, rupiah pada perdagangan kemarin tertolong data neraca perdagangan yang kembali mencatatkan surplus. Padahal sebelumnya, mata uang Garuda tersebut ambruk dan terjerembab cukup dalam.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, surplus neraca perdagangan mencapai USD4,42 miliar pada November lalu. Ini adalah surplus ke-55 bulan beruntun. Surplus pada November ini lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya USD2,48 miliar.

Surplus ini dipicu oleh nilai ekspor yang lebih tinggi dibandingkan impor. Ekspor RI mencapai USD24,01 miliar pada November 2024, sementara impor tercatat USD19,59 miliar. Adapun, impor RI mengalami penurunan hingga 10,71 persen (mtm) pada November 2024. 

Selain itu, pemerintah resmi memberlakukan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen mulai 1 Januari 2025. Namun, sejumlah barang dan jasa tetap dibebaskan dari PPN, sementara beberapa barang lain mendapatkan fasilitas diskon tarif.


(Ilustrasi rupiah. Foto: dok MI/Rommy Pujianto)

Konsumsi rumah tangga tetap menjadi penopang utama ekonomi Indonesia, dengan kontribusi mencapai 50 persen. Untuk menjaga daya beli masyarakat, pemerintah memberikan stimulus, termasuk pembebasan PPN Ditanggung Pemerintah (DTP) untuk pembelian rumah dan kendaraan bermotor.

Kemudian, pemerintah akan tetap memberikan bantuan pangan berupa 10 kilogram beras per bulan kepada masyarakat kurang mampu di desil I dan II. Rumah tangga dengan daya listrik di bawah 2.200 VA juga akan menerima diskon tagihan listrik sebesar 50 persen selama dua bulan.

Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak secara fluktuatif dan kemungkinan besar akan melemah.

"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.050 per USD hingga Rp16.090 per USD," tutup Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)