Ilustrasi program makan siang gratis. Foto: MI.
Jakarta: Direktur Riset Bidang Makroekonomi dan Kebijakan Fiskal Moneter Center of Reform on Economics (CoRE), Akhmad Akbar Susamto menegaskan isu program presiden terpilih, Prabowo Subianto yakni makan bergizi gratis harus menjadi perhatian karena bisa berdampak ke fiskal pemerintah.
"Meskipun sampai hari ini berubah-ubah terus idenya dan yang terakhir adalah diputuskan anggaran untuk program makan bergizi gratis tahun pertama sebesar Rp71 triliun. Itu besar, meskipun tidak sebesar yang digembar-gemborkan di awal, apalagi di masa kampanye dulu," ucap dia, dilansir
Media Indonesia, Rabu, 24 Juli 2024.
Ada jatah anggaran lain dikurangi
Akhmad meyakini, ketika pemerintah mengalokasikan anggaran Rp71 triliun untuk program tersebut, pastinya ada jatah dari anggaran lain yang dikurangi.
"Karena kalau tidak, tidak bisa dapat Rp71 triliun ini untuk membiayai program makan bergizi gratis," tutur dia.
Untuk dapat Rp71 triliun itu, ia mengasumsikan pemerintah bisa saja memotong anggaran subsidi energi sebesar Rp9 triliun, pemotongan anggaran perlindungan sosial Rp24 triliun, pemotongan anggaran kesehatan Rp9 triliun dan pemotongan anggaran pendidikan Rp33 triliun.
"Rp71 triliun itu angka yang besar. Ini juga pasti akan punya implikasi terhadap keadaan fiskal pemerintah," jelas dia.