Petani Didorong Optimalkan Program Pompanisasi dan Penggunaan Bibit Berkualitas

Ilustrasi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Mentan Amran Sulaiman meninjau program pompanisasi. Foto: BPMI Setpres.

Petani Didorong Optimalkan Program Pompanisasi dan Penggunaan Bibit Berkualitas

Naufal Zuhdi • 12 August 2024 12:20

Jakarta: Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengajak para petani di Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara (Sumut), untuk mengoptimalkan program pompanisasi sebagai solusi cepat pemerintah dalam menghadapi darurat pangan yang melanda seluruh dunia.
 
Menurut Sudaryono, pompanisasi terbukti mampu meningkatkan produktivitas dari yang tadinya satu kali menjadi tiga kali dalam satu tahun.
 
"Penggunaan pompa harus maksimal karena pupuk sudah ada, bibit juga sudah ada. Nah, tinggal bagaimana air itu masuk ke sawah agar lahannya basah sehingga ke depan kita bisa tanam lagi," ujar Wamentan dikutip dari keterangan yang diterima pada Senin, 12 Agustus 2024.
 
Lebih lanjut, ia mengatakan pompanisasi merupakan program yang dipersiapkan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri serta mewujudkan Indonesia swasembada pangan serta menjadi lumbung pangan dunia.
 
"Dengan pompa, tujuan kita meningkatkan produktivitas dan juga swasembada bisa kita capai secara maksimal dan sesegera mungkin," ucap dia.
 
Deli Serdang, sambung dia, selama ini merupakan wilayah subur yang memiliki potensi hasil panen tinggi terutamanya dalam memenuhi kebutuhan beras di wilayah Sumut. Oleh karena itu, selain pompa, pemerintah tengah menyusun pembangunan dan perbaikan irigasi bagi sawah-sawah di seluruh Indonesia.
 
"Ini kita lagi susun, bukan hanya pompa, tapi juga irigasi yang rusak kita perbaiki dan yang belum ada kita tambah. Sekarang ini, baru 20 persenan lahan dari yang kena dampak irigasi. Artinya, dari yang tadinya Rp1,5 juta yang kena irigasi, kita mau tingkatkan tambah 2,1 sampai 2,2 juta lagi sehingga totalnya bisa empat juta hektare. Dengan begitu swasembada benar-benar terwujud secara cepat," papar dia.
 

Sektor pertanian terus dibenahi pemerintah

 
Sudaryono menambahkan perbaikan demi perbaikan di sektor pertanian masih menjadi fokus perhatian pemerintah sampai pada tingkat harga, di mana nantinya antara Bulog, Badan Pangan Nasional (Bapanas), dan Kementerian Pertanian (Kementan) akan memiliki peran yang maksimal dalam mengelola pertanian baik dari sisi produksi maupun hilirisasi.
 
"Semua harus bergerak karena HPP-nya juga harus bisa adil. Kan kalau terlalu tinggi produsen yang suka, tapi konsumen yang tidak suka. Kalau HPP yang terlalu rendah, konsumen yang suka, produsennya yang menjerit. Jadi kita harus cari yang adil," terang dia.
 
Sudaryono menegaskan kolaborasi berbagai pihak untuk meningkatkan produksi pertanian wajib dilakukan secara masif agar Indonesia bisa menjadi negara maju dan kuat di sektor pertanian.
 
"Ini kita lagi susun Perpres untuk bagaimana bulog, kemudian Pupuk Indonesia dan Badan Pangan Nasional menjadi satu kesatuan, satu komando, di mana ketua kelasnya harus Menteri Pertanian," jelas dia.
 
Baca juga: Produktivitas Susu Nasional Terus Digenjot Lewat Program Kemitraan
 

Dorong penggunaan bibit berkualitas

 
Di sisi lain, ia pun mendorong penggunaan bibit berkualitas dilakukan secara masif untuk mengoptimalkan peningkatan produksi dalam negeri. Hal tersebut disampaikan Sudaryono saat meninjau fasilitas laboratorium Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Medan, Sumut.
 
Menurutnya, BBPPTP Medan memiliki sumber daya manusia yang mumpuni, juga teknologi pengujian dan pengembangan bibit unggul yang adaptif terhadap berbagai cuaca. Karena itu, Wamentan berharap petani dan masyarakat terus diberi edukasi terkait pentingnya penggunaan bibit unggul.
 
"Secara teknologi saya yakin mampu. Tinggal bagaimana kita memasifkan edukasi kepada masyarakat dan kepada petani yang menanam. Mereka harus mengakses bibit yang baik karena kalau menggunakan bibit palsu kerugiannya bisa empat bulan. Bahkan kalau sawit itu ruginya bisa sampai 30 tahun," cetus dia.
 
Penjualan bibit palsu, lanjutnya, merupakan tindak kejahatan yang mengakibatkan petani rugi dan tidak bisa bertanam. Selain itu, dampak lainnya adalah mengakibatkan carut marutnya rantai pasok dan ekosistem usaha sawit. Karena itu, dia menghimbau kepada masyarakat agar menggunakan bibit yang sudah bersertifikat.
 
"Tolong beli lah bibit yang bersertifikat. Karena bibit yang bersertifikat itu menentukan hasil. Saya lihat banyak juga yang jualan bibit palsu di toko-toko online. Itu beberapa sudah kita take down. Ada yang kita laporkan ke polisi. Jualan bibit palsu itu kejahatan karena merugikan orang," tutup Sudaryono.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)