Bakat Disabilitas Dinilai Harus Terus Digali agar Mampu Bersaing di Dunia Kerja

Bakat disabilitas dinilai harus terus digali agar mampu bersaing di dunia kerja. Dok. Istimewa

Bakat Disabilitas Dinilai Harus Terus Digali agar Mampu Bersaing di Dunia Kerja

Achmad Zulfikar Fazli • 18 December 2024 15:24

Jakarta: Bakat disabilitas dinilai harus terus digali agar mampu bersaing di dunia kerja. Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan pada 2022, dari 22,9 juta penduduk penyandang disabilitas hanya 720.748 penyandang disabilitas yang bekerja. 

“Kami melihat jumlah pekerja disabilitas yang rendah dan tingkat pendidikan mereka juga masih sangat rendah. Namun, kami percaya bahwa mereka adalah individu yang memiliki 1001 bakat. Oleh karena itu, Layak School hadir untuk menggali bakat-bakat terpendam yang mereka miliki dari semua kategori disabilitas," ujar CEO dan Founder Layak School sekaligus President of Harmoni Inklusif Karina Aprilla, dalam keterangannya, Rabu, 18 Desember 2024.

Layak School yang didukung Pertamina menggelar fashion show disabilitas. Mereka berlenggok-lenggok di atas panggung. Ajang ini memberikan ruang dan apresiasi bagi para disabilitas untuk terus berkarya serta membuktikan keberagaman adalah kekuatan. 

“Kami sangat terinspirasi untuk Indonesia bisa seperti brand-brand di luar negeri yang sudah inklusif dengan menggunakan model-model disabilitas di beberapa kesempatan. Kami juga melihat langsung potensi bakat modeling yang dimiliki teman-teman disabilitas saat kami bertemu langsung. Hingga tercetuslah sekolah modeling khusus disabilitas pertama di Indonesia,” ujar Karina.

Karina menjelaskan masih sangat jarang brand yang menggunakan disabilitas sebagai modelnya. Padahal, mereka tidak kalah menarik dan cantik ketika bisa mengasahnya. 

“Di luar negeri sudah sangat banyak model-model yang menggunakan model disabilitas. Tetapi sayangnya di Indonesia sendiri justru berlomba-lomba menggunakan model bule, yang mana tidak salah juga, itu hak semua orang. Namun akan lebih baik jika kita bisa memberikan kesempatan yang sama juga untuk teman-teman disabilitas," ujar dia.
 

Baca Juga: 

Rumah Singgah Ar Rahman dan YAIS Ajak Anak Disabilitas di Batam Berwisata


Sebanyak 34 model disabilitas meliputi down syndrome, autisme, teman tuli, dan daksa, merupakan talenta lulusan program Layak School yang pertama kali diadakan dan bertajuk kelas modeling. Setiap model mengikuti berbagai kegiatan kelas seperti kelas photoshoot, kelas catwalk, kelas makeup, dan kelas product photoshoot, selama 4 bulan bekerja sama dengan Sunyi Academy.

Para model disabilitas tampil maksimal dengan rancangan busana karya tiga desainer kebanggaan Tanah Air. Mereka adalah Wilsen Willim, Yosafat Dwi Kurniawan dan Sahadya

Mendapatkan kesempatan yang sama seperti yang lainnya membuat para model disabilitas semakin percaya diri untuk terus bermimpi dalam menjalankan karier terutama di dunia modeling ke depannya.

“Saya sangat senang bisa mengikuti fashion show ini. Para penyandang disabilitas merasa lebih percaya diri, tidak malu dan berani untuk terus bermimpi menjadi seorang model. Semoga teman-teman disabilitas yang lain lebih semangat lagi. Jangan pernah katakan tidak bisa. Mari kita tunjukkan ke dunia dan semua orang bahwa kita mampu meraih cita-cita kita. Mari kita wujudkan impian kita jadi kenyataan,” ungkap salah satu perwakilan model disabilitas.

Karina berharap ke depannya para lulusan sekolah khusus ini dapat berkarier dengan kesempatan sama seperti yang lainnya. Pihaknya sudah memberikan pelatihan agar siap terjun ke dunia profesional.

“Harapannya kedepannya brand setelah ini yang memberdayakan teman-teman disabilitas, di Layak School talent-talent kami sudah kami latih hingga bisa ke tahap dunia profesional model, hanya tinggal diberikan kesempatan yang sama untuk para talent kami untuk berkarya dan menyalurkan mimpinya untuk bisa menjadi model professional,” kata Karina.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)