Ilustrasi. Medcom.id
Hulu Sungai Utara: Bencana banjir masih melanda sejumlah daerah di Provinsi Kalimantan Selatan sejak dua pekan terakhir. Di Kabupaten Hulu Sungai Utara, banjir merendam 159 sekolah yang mengharuskan pemda setempat memberlakukan sistem belajar daring.
"Hingga kini banjir masih melanda 171 desa pada sembilan kecamatan di wilayah kami," kata Kepala BPBD Hulu Sungai Utara, Syamrani, Jumat, 19 Januari 2024.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Hulu Sungai Utara mencatat banjir melanda sembilan dari 11 kecamatan di wilayah tersebut sejak dua pekan terakhir. Kabupaten Hulu Sungai Utara merupakan daerah dataran rendah yang menjadi pertemuan tiga sungai besar yaitu Sungai Tabalong, Balangan dan Nagara.
Dia menyebut Pemkab dan Pemprov Kalsel telah menyalurkan bantuan tanggap darurat berupa logistik, perahu karet dan obat-obat bagi warga terdampak banjir.
Tercatat sebanyak 15.231 rumah yang sebagian besar di daerah rawa terendam banjir. Jumlah warga terdampak banjir mencapai 18.272 keluarga atau 54.093 jiwa, dimana 402 warga terpaksa mengungsi.
Banjir juga menyebabkan 25 fasilitas umum, 18 fasilitas layanan kesehatan, 117 rumah ibadah, 55 kilometer jalan dan jembatan yang menyebabkan akses jalan di beberapa lokasi terputus serta 159 sekolah terendam banjir.
Dinas Pendidikan setempat saat ini menerapkan sistem belajar daring menyusul kondisi banjir dan aktivitas belajar mengajar yang tidak memungkinkan.
Pantauan hingga kini cuaca buruk masih terus melanda sebagian besar wilayah Kalsel. Selain Hulu Sungai Utara, banjir beberapa kali terjadi di sejumlah kabupaten seperti Balangan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, Tapin dan Banjar.
Plh Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, Anhar Ihwan, mengingatkan ancaman gangguan kesehatan terhadap warga korban banjir. "Gangguan kesehatan berupa diare akibat buruknya sanitasi, gatal atau kutu air, hingga penyakit akibat gigitan nyamuk menjadi ancaman dimana saat ini kasus malaria dan DBD cukup tinggi," ungkapnya.