Ilustrasi kesepakatan perdagangan internasional. Foto: Freepik
Geneva: Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) merilis laporan yang memberikan harapan positif tentang perdagangan barang di tahun 2024.
Melansir Xinhua, Jumat, 11 Oktober 2024 volume perdagangan barang global diperkirakan meningkat 2,7 persen pada tahun 2024, sedikit lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya sebesar 2,6 persen yang dirilis pada bulan April oleh WTO.
Pada paruh pertama 2024, perdagangan barang menunjukkan pertumbuhan 2,3 persen dibanding tahun lalu. Pertumbuhan ini diharapkan berlanjut dengan laju moderat hingga 2025, dan PDB riil global diprediksi tetap stabil di angka 2,7 persen untuk tahun 2024 dan 2025.
Ilustrasi ekspor-impor. Foto: Dokumen Kemenkeu
Dampak penurunan inflasi pada perdagangan global
Penurunan inflasi pada pertengahan 2024 memberikan ruang bagi bank sentral untuk menurunkan suku bunga, yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga dan belanja konsumen, serta mendorong investasi perusahaan.
Namun, perbedaan kebijakan moneter di negara-negara besar bisa menyebabkan volatilitas finansial dan mempersulit pembayaran utang bagi negara-negara dengan ekonomi lemah. Direktur Jenderal WTO, Ngozi Okonjo-Iweala, mengingatkan tentang potensi risiko terkait konflik regional.
WTO juga memprediksi Eropa akan mengalami penurunan ekspor sebesar 1,4 persen dan impor sebesar 2,3 persen pada tahun 2024, sementara ekspor Asia diperkirakan tumbuh 7,4 persen berkat kekuatan Tiongkok, Singapura, dan Korea Selatan.
Prospek perdagangan jasa terlihat lebih baik dengan pertumbuhan 8 perse dalam nilai dolar AS pada kuartal pertama 2024, dan diharapkan tren positif ini akan berlanjut.
Laporan WTO menunjukkan bahwa meskipun ada tantangan seperti perbedaan kebijakan moneter dan potensi risiko konflik regional, prospek perdagangan global untuk tahun 2024 tetap optimis.
Dengan prediksi pertumbuhan 2,7 persen dalam volume perdagangan barang dan peningkatan yang lebih baik dalam sektor jasa, diharapkan pemulihan ekonomi yang berkelanjutan dapat tercapai.
Kerjasama internasional akan menjadi kunci untuk mengatasi tantangan dan memastikan partisipasi semua negara, terutama yang berisiko, dalam pertumbuhan yang inklusif. (Nanda Sabrina Khumairoh)