Program Cetak Sawah dan Oplah Diyakini Bisa Bikin Petani Makin Sejahtera

Ilustrasi pertanian. Foto: Medcom.id/Robhi Shani.

Program Cetak Sawah dan Oplah Diyakini Bisa Bikin Petani Makin Sejahtera

Naufal Zuhdi • 15 October 2024 14:27

Jakarta: Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Lilik Sutiarso mengapresiasi keberanian Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam mempercepat capaian swasembada melalui optimasi lahan (oplah) dan juga cetak sawah yang dilakukan di sejumlah daerah melalui pemanfaatan teknologi dan mekanisasi.
 
Menurut Lilik, keberhasilan teknologi oplah dan cetak sawah merupakan salah satu indikator implementasi program transisi pertanian tradisional menuju pertanian modern yang perlu disinergikan dengan berbagai program dalam mengubah pola pikir (mindset) pelaku sistem pertanian Indonesia.
 
"Dan semuanya harus berorientasi pada kearifan lokal maupun kondisi sosial budaya masyarakat setempat sehingga implementasi teknologi modern di bidang pertanian tidak bisa digeneralisir pada semua wilayah. Artinya faktor karakteristik lokalitas menjadi salah satu penentu keberhasilan pembangunan pertanian," ujar Lilik, melalui keterangan resmi, Selasa, 15 Oktober 2024.


(Petani saat membajak sawahnya. Foto: MI/AMIRUDDIN ABDULLAH REUBEE)
 
Meski begitu, Lilik berharap program oplah dan cetak sawah memiliki dampak besar terhadap kesejahteraan petani dan juga pendapatan masyarakat. Sementara dari sisi produksi, oplah dan cetak sawah juga diharapkan mampu memperkuat pangan nasional.
 
"Penggunaan teknologi dalam program oplah dan cetak sawah merupakan sebuah kemajuan besar di dalam pertanian kita. Dan yang terpenting harus ada dukungan bersama untuk mewujudkan apa yang telah dicanangkan. Jangan sampai, cita cita kita dalam mensejahterakan petani terhambat oleh satu dan lain hal," tambahnya.
 

Baca juga: Mentan Andi Amran Minta Kelembagaan Petani Millenial Diperkuat di Merauke
 

Kesejahteraan petani meningkat

 
Sebagai informasi, kesejahteraan para petani dalam kurun waktu 10 tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal tersebut bisa terjadi karena pemerintah terus berupaya melakukan daya dukung sekaligus daya gedor terhadap berbagai kebutuhan petani seperti pupuk, benih, alsintan hingga sarana dan prasarana pertanian yang digunakan secara masif di seluruh Indonesia.
 
"Kenaikan NTP masih fluktuasi, di mana ada turun dan juga ada naik. Tapi kita optimis ada tren positif dengan program oplah dan cetak sawah ke depannya," jelas Lilik.
 
Pembukaan cetak sawah di luar pulau Jawa menjadi keniscayaan karena semakin menyusutnya lahan pertanian produktif (pada kurun waktu 2019-2024, sawah eksisting menyusut 79.607 hektare) sementara kebutuhan pangan nasional meningkat tajam sesuai dengan jumlah penduduk Indonesia yang tumbuh seperti halnya deret ukur.
 
Untuk memastikan program cetak sawah berhasil, Kementan turut menjadikan pengalaman pemerintah-pemerintah sebelumnya dalam pengembangan lumbung pangan sebagai pembelajaran dan menjadikannya sebagai masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan konsep lumbung pangan terbaru.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)