Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, dalam sidang ke-19 Komite untuk Pelindungan Warisan Budaya Takbenda UNESCO. Dok. Istimewa
Achmad Zulfikar Fazli • 3 December 2024 19:03
Jakarta: Indonesia mengusulkan tiga warisan budaya takbenda ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Ketiga warisan budaya itu, yakni Reog Ponorogo, Kebaya, dan Kolintang.
Hal ini disampaikan Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, dalam sidang ke-19 Komite untuk Pelindungan Warisan Budaya Takbenda atau 19th Session of the Committee for the Safeguarding of Intangible Cultural Heritage UNESCO. Kegiatan ini digelar di Paraguay.
"Dalam sidang ini, Indonesia mengusulkan tiga warisan budaya Indonesia, yaitu Reog Ponorogo (kategori Urgent Safeguarding List) yang akan disidangkan tanggal 3 Desember 2024; Kebaya (Nominasi Multinasional kategori Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity), yang akan disidangkan tanggal 4 Desember 2024; dan Kolintang (kategori Extension Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity) yang akan disidangkan tanggal 5 Desember 2024," ujar Fadli Zon, dalam keterangannya, dilansir pada Selasa, 3 Desember 2024.
Fadli Zon mengapresiasi langkah UNESCO dan Paraguay yang menyelenggarakan sidang ke-19 Komite untuk Pelindungan Warisan Budaya Takbenda. Indonesia berkomitmen pelindungan warisan budaya takbenda sebagai bagian dari upaya memperkuat dialog, perdamaian, dan kerja sama global.
“Meskipun jarak memisahkan kita, apresiasi bersama terhadap budaya dan warisan menyatukan kita sebagai sarana kerja sama, dialog, dan promosi nilai-nilai universal perdamaian,” ujar Fadli Zon.
Fadli Zon menambahkan Indonesia dengan lebih dari 17 ribu pulau, 2.400 kelompok etnis, dan 720 bahasa daerah, merupakan contoh nyata dari keragaman budaya yang hidup. Melalui prinsip Bhinneka Tunggal Ika, Indonesia terus mendorong pelestarian budaya yang memperkuat persatuan di tengah perbedaan.
Indonesia telah mendaftarkan lebih dari 2 ribu elemen dalam inventarisasi nasional warisan budaya takbenda dan 13 elemen dalam daftar UNESCO, dengan tambahan tiga elemen baru yang akan disahkan dalam sidang ini.
“Warisan budaya takbenda bukan hanya peninggalan masa lalu, melainkan bukti ketangguhan dan persatuan manusia yang relevan dengan tantangan dunia modern, termasuk perubahan iklim, konflik, urbanisasi, dan kemajuan teknologi,” ujar Fadli Zon.
Baca Juga:
Fadli Zon Hadiri Pekan Warisan Budaya Takbenda di Benteng Vredeburg |