Sukabumi Jabar Waspada Bencana Hidrometeorologi seiring Peningkatan Curah Hujan

Ilustrasi--Petugas Satgas Penanggulangan Bencana BPBD Kota Sukabumi mengevakuasi pohon tumbang akibat cuaca ekstrem di Jalan Sarasa Kelurahan Limusnunggal Kecamatan Cibeureum, Jumat, 29 September 2024.

Sukabumi Jabar Waspada Bencana Hidrometeorologi seiring Peningkatan Curah Hujan

Media Indonesia • 29 September 2024 15:43

Sukabumi: Bersiaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi. Pasalnya, kurun beberapa hari terakhir terjadi hujan berintensitas tinggi yang berdampak terhadap potensi kebencanaan.

Kepala Pelaksana BPBD Koga Sukabumi, Novian Rahmat Taupik, mengatakan berdasarkan prakiraan BMKG, saat ini perlu kewaspadaan terjadinya musim pancaroba. Prakiraan ditandai dengan terjadinya hujan sejak beberapa hari terakhir.

"Kami sudah mengarahkan seluruh aparat kelurahan agar waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi," kata Novian, Minggu, 29 September 2024.

Aparatur pemerintah di tingkat kelurahan maupun kecamatan diminta segera menyosialisasikan kepada masyarakat berkaitan peralihan musim. Sosialisasi itu terutama upaya menjaga lingkungan agar tak menjadi pemicu terjadinya potensi bencana.

"Bencana hidrometeorologi salah satunya dipicu rendahnya kesadaran masyarakat menjaga lingkungan. Contoh konkretnya budaya membuang sampah sembarangan. Ini harus dicegah supaya bisa terhindar dari potensi bencana saat musim hujan," ungkapnya.
 

Baca juga: Longsor Melanda Sejumlah Titik di Kabupaten Kuningan

Sementara itu, berdasarkan data pada Sistem Informasi Elektronik Data Bencana (SiEdan), selama periode Januari-Agustus tahun ini, di Kota Sukabumi terjadi 247 kali bencana. Cuaca ekstrem masih mendominasi dengan jumlah sebanyak 107 kali, tanah longsor 61 kali, banjir 43 kali, angin topan 11 kali, kebakaran pemukiman 14 kali, gempa bumi 6 kali, dan kebakaran lahan sebanyak 1 kali.

"Kejadiannya tersebar di 7 kecamatan," imbuh dia. 

Ia menambahkan wilayah paling banyak kejadian bencana berada di Kecamatan Gunungpuyuh sebanyak 46 kali, Warudoyong 43 kali, Lembursitu 43 kali, Citamiang 33 kali, Baros 31 kali, Cikole 27 kali, dan Cibeureum 24 kali. Berbagai kejadian bencana kurun delapan bulan terakhir mengakibatkan 521 unit bangunan rusak yang terdiri dari 41 unit rusak berat, 111 unit rusak sedang, dan 369 rusak ringan.

"Terdapat 393 kepala keluarga atau 403 orang terdampak dengan taksiran nilai kerugian sebesar Rp4,6 miliar," terang Novian.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Meilikhah)