Pulihkan Nama Baik Bung Karno, Megawati Berterima Kasih ke Presiden Prabowo

Ketua DPP PDI Perjuangan, Said Abdullah, berbincang dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. MI/Yakub

Pulihkan Nama Baik Bung Karno, Megawati Berterima Kasih ke Presiden Prabowo

Yakub Pryatama Wijayaatmaja • 10 January 2025 19:56

Jakarta: Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyampaikan terima kasih kepada MPR RI dan Presiden Prabowo Subianto atas pemulihan nama baik Soekarno (Bung Karno) sebagai Presiden pertama RI. Ucapan terima kasih itu disampaikan Megawati dalam pidatonya di acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-52 PDIP.

“Saya selalu menyimak pidato Ibu Mega, mulai dari Kongres Luar Biasa PDI di Bulan Desember 1993 sampai sekarang menjadi PDI Perjuangan, Ibu Mega selalu tersentuh hati beliau saat berbicara dua hal, pertama tentang cita-cita Indonesia Raya, dan kisah perjuangan politik Bung Karno yang di akhir kekuasaannya diperlakukan bak pesakitan politik,” ungkap Ketua DPP PDI Perjuangan, Said Abdullah, Jakarta, Jumat, 10 Januari 2025.

Keluarnya TAP MPR No XXXIII/MPR/1967 yang mencabut mandat Presiden pertama RI Soekarno, selaku mandataris MPR, dan melalui TAP MPR ini pula negara memberikan tuduhan, Presiden pertama RI Soekarno dianggap memberikan keuntungan atas Gerakan G 30 S 1965, dan melindungi tokoh tokoh yang terlibat dalam gerakan tersebut. Atas pertimbangan tersebut, Presiden pertama RI Soekarno dimakzulkan MPR.

Said mengemukakan setelah diberhentikan dari presiden, Bung Karno diperlakukan sebagai tahanan kota, dijauhkan dari keluarganya, dan tidak mendapatkan perawatan kesehatan sebagaimana selayaknya sebagai proklamator dan mantan presiden. 

Di akhir hayat, kata Said, Bung Karno wafat dengan kondisi yang sangat menyedihkan. Bahkan, Bung Karno merasakan kesakitan akibat kerusakan ginjal, dan sengaja tidak diberikan pertolongan medis yang semestinya.

“Selain itu, anak anak Bung Karno, termasuk Ibu Mega menghadapi berbagai tekanan, dan pembatasan politik di masa orde baru. Orde baru juga melakukan de-Soekarnoisasi, atau pelarangan atas penyebaran ajaran-ajarannya secara sistematis,” papar dia.
 

Baca Juga: 

TAP MPRS Soal Pencabutan Kekuasaan Soekarno Resmi Dicabut


Menurut dia, sejarah itu tersimpan kuat dalam memori Megawati. Saking kuatnya ingatan itu, ketika MPR mencabut TAP MPR NoXXXIII/MPR/1967, Megawati merasa haru dan mengucapkan terima kasih. Sebab, dengan pencabutan TAP MPR ini, negara telah memulihkan nama baik Bung Karno.

Menurut dia, mustahil TAP MPR yang menyangkutkan Bung Karno dengan G 30 S 1965 bisa dihapuskan tanpa adanya andil Presiden Prabowo, seluruh pimpinan MPR, dan dukungan elemen rakyat. Sehingga dalam pidatonya, Megawati mengapresiasi Presiden Prabowo, pimpinan MPR dan seluruh rakyat. 

“Saya menangkap pesan yang mendalam, kenapa Ibu Mega menyampaikan rasa terima kasih yang tulus tersebut dengan penuh haru. Pertama, pencabutan TAP MPR No XXXIII/MPR/1967 yang memulihkan nama baik Bung Karno dapat beliau perjuangkan, dan justru didukung oleh Presiden Prabowo yang nota bene bukan kader PDI Perjuangan,” ujar dia. 

Said juga menilai Megawati ingin menghindari konflik kepentingan, khususnya saat dia menjabat sebagai Presiden, namun tidak sesegera mungkin memulihkan nama baik Bung Karno.
 
“Apalagi keadaan ekonomi dan keamanan nasional saat itu sedang tidak baik baik saja. Sepertinya beliau ingin memberikan keteladanan, jangan mementingkan keluarga meskipun itu penting, di saat negara sedang membutuhkan tanggung jawab lain yang lebih poritas,” ujar dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)