Ilustrasi program makan siang bergizi (MBG). Metrotvnews.com/Siti Yona
Yakub Pryatama Wijayaatmaja • 19 January 2025 09:20
Jakarta: Sejumlah pakar ekonomi merespons usulan analis komunikasi politik Hendri Satrio (Hensa) yang mengusulkan pemerintah memberikan keringanan pajak sebagai imbalan untuk masyarakat yang membantu pendanaan program makan bergizi gratis (MBG).
Hensa mengusulkan agar masyarakat yang membantu program makan bergizi gratis tersebut mendapatkan semacam imbalan, semisal berupa keringanan pajak. Hal ini, kata Hensa, akan menarik perhatian masyarakat sekaligus juga bisa membantu pemerintah dalam menjalankan program ini.
“Akan lebih keren lagi, bila ada masyarakat yang membantu program makan bergizi gratis ini, dapat reward dari pemerintah misalnya berupa pengurangan pajak atau lainnya. Itu kan juga keren tuh, kan demi membantu pemerintah” kata Hensa, Minggu, 19 Januari 2025.
Ekonom dari Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, melihat sisi positif dari usulan tersebut. Menurutnya, pemerintah saat ini sedang dalam posisi membutuhkan dukungan terkait pendanaan MBG tersebut.
"Saat ini pemerintah kesulitan fiskal, dukungan dari berbagai pihak diperlukan. Bahkan dukungan dari negara Jepang juga perlu dicoba, dukungan dari masyarakat atau swasta sangat diperlukan," kata Wijayanto.
Kebijakan ini, kata Wijayanto, bisa diterapkan seperti di Malaysia dan Singapura, di mana perusahaan-perusahaan yang aktif mempromosikan citra negara mendapatkan keringanan pajak.
"Sisi negatifnya, ini akan membuat kebijakan perpajakan kita yang sudah sangat rumit akan semakin rumit; karena penuh dengan pendekatan diskresi," ujarnya.
Baca juga:
Pemda Antusias Biayai MBG, Mendagri Sebut Elektabilitas Otomatis Meningkat |