Ilustrasi--Warga sedang menvaksin anjing peliharaanya untuk mencegah rabies. (MI/Gabriel Langga)
TTS: Seorang anak 12 tahun meninggal setelah digigit anjing rabies di Desa Taiftob, Kecamatan Mollo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dia tercatat sebagai korban meninggal ke-16 sejak wabah rabies muncul di Timor Tengah Selatan sejak satu tahun terakhir.
Kadis Kesehatan Timor Tengah Selatan dokter Ria Tahun menyebutkan korban bernama Imanuel Seko, 12, digigit anjing liar di depan rumahnya pada 6 Februari 2024 pukul 15.00 Wita.
"Saat itu, korban melihat seekor anjing liar menerkam leher anak anjing miliknya. Dia menghampiri untuk menyelamatkan anak anjingnya. Saat yang sama, anjing liar itu menggigit korban di pipi kiri menyebabkan tiga luka dalam," kata dokter Ria Tahun, Sabtu, 2 Maret 2024.
Namun, orang tua korban hanya mengolesi luka dengan minyak, bukan melaksanakan tata laksana penanganan korban gigitan anjing rabies yakni mencuci luka bekas gigitan dengan sabun atau deterjen pada air mengalir selama 15 menit. Kasus gigitan itu juga tidak dilaporkan ke puskemas atau petugas kesehatan.
"Menurut pengakuan keluarga, luka sembuh dalam jangka waktu satu minggu karena diolesi dengan minyak nona mas setiap hari," tambahnya.
Sejak kejadian sampai 18 Februari, Imanuel Seko tidak merasakan gejala apa pun dan beraktivitas seperti biasa. Akan tetapi pada 19-24 Februari, korban mengeluh sakit kepala, demam, dan muntah.
Dalam kondisi seperti itu, dia tetap pergi ke sekolah. Nafsu makan juga mulai berkurang.
Selanjutnya 25 Februari, tambah dokter Ria Tahun, korban mulai mengalami gejala gelisah, takut angin, takut api, takut cahaya, takut asap, takut air, dan tidak mau makan dan minum. Namun, orang tuanya malah
membawa dia ke rumah kebun.
Sampai 26 Februari, korban masih merasakan gejala yang sama dan diberikan pengobatan tradisional.
"Pada malam hari, korban mengalami peningkatan kecemasan sehingga korban mulai mencakar dan menggigit ibu korban dan meninggal pada Rabu, 28 Februari 2024, sekitar pukul 11.00 Wita.
Menurut dokter Ria, jika dilihat dari gejala yang muncul dan masa inbukasi, gejala khas rabies mulai muncul pada hari ke-13 pascagigitan dan meninggal setelah 4 hari mengalami gejala rabies muncul.
"Masa inkubasinya pendek karena luka gigitan merupakan risiko tinggi, tidak dilakukan tata laksana pencucian luka, dan pemberian SAR danVAR," ujarnya.
Adapun total kasus gigitan anjing rabies di Kabupaten Timor Tengah Selatan telah mencapai angka 3.551 orang, tersebar di
263 desa dan kelurahan. Menruut dokter Ria Tahun, laporan kasus gigitan anjing rabies terjadi setiap hari.