Jemaah haji menggunakan payung dalam menjalankan ibadah haji di Arab Saudi pada 2023. (Ashraf Amra/EPA)
Willy Haryono • 19 May 2024 19:49
Riyadh: Pusat Meteorologi Nasional di Arab Saudi sedang menjajaki strategi baru untuk memitigasi dampak panas ekstrem yang dialami jamaah haji selama ibadah haji tahunan ini dengan menggunakan teknik canggih modifikasi cuaca.
Ayman Ghulam, CEO pusat meteorologi tersebut, mengungkapkan pendekatan inovatif ini dalam lokakarya tentang dampak iklim pada musim haji tahun ini.
Dengan suhu di tempat-tempat suci diperkirakan melonjak hingga sekitar 48 derajat Celcius, dengan kelembapan rendah dan tutupan awan yang terbatas, inisiatif ini bertujuan memanfaatkan teknik peningkatan curah hujan yang canggih demi menciptakan lingkungan yang lebih nyaman bagi jutaan jemaah haji.
Mengutip dari Gulf News, Minggu, 19 Mei 2024, penelitian ini melibatkan penyelidikan metode untuk mempengaruhi pola cuaca, termasuk penyemaian awan atau bentuk intervensi lain yang mendorong pembentukan awan atau curah hujan.
Meski rincian strategi ini masih dipelajari, tujuannya adalah memanfaatkan fenomena meteorologi untuk memoderasi suhu dan meningkatkan kenyamanan jamaah haji dari seluruh dunia.
Inisiatif ini merupakan langkah maju yang signifikan dalam penerapan praktis teknologi pengendalian iklim di Arab Saudi.
Program penyemaian awan yang dilakukan pusat meteorologi Arab Saudi telah menarik perhatian, baik secara nasional maupun internasional, dan negara-negara lain juga menyatakan minatnya untuk mengadopsi strategi serupa.
Ghulam juga menyoroti perluasan layanan meteorologi di tempat-tempat suci, termasuk peningkatan kemampuan radar dan pencitraan satelit untuk memastikan prakiraan cuaca yang akurat.
Baca juga: Kemenag Sebut 49.850 Calon Jemaah Haji Indonesia Tiba di Tanah Suci