Ilustrasi tambang emas dan tembaga. Foto: Istimewa.
Husen Miftahudin • 4 January 2025 11:23
Jakarta: Industri pertambangan tembaga dan emas di Indonesia masih cerah hingga masa mendatang. Dengan prospek yang masih cerah, maka kedua industri ini akan berdampak besar bagi kegiatan ekonomi di daerah sekitar pertambangan dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Prospek industri pertambangan tembaga dan emas yang cerah terlihat dari produksi PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMAN) dan PT Freeport Indonesia (PTFI) yang tumbuh baik setiap tahunnya. Kedua perusahaan ini merupakan perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar di Indonesia.
Asal tahu saja, Amman sudah memproduksi tembaga sebesar 335 juta pon dan emas sebesar 707.930 ons hingga kuartal III-2024. Sedangkan Freeport Indonesia telah memproduksi tembaga sebesar 1,37 miliar pon dan emas sebesar 1,43 juta ons sampai kuartal III-2024.
Bahkan, Amman akan mulai melakukan pengembangan atau eksploitasi salah satu temuan tambang tembaga dan emas porfiri yang terbesar di dunia. Lokasi tambang ini dijuluki dengan sebutan 'Elang' yang telah perseroan eksplorasi dari mulai 2020 hingga 2024. Selain itu lokasi tambang Elang ini terletak 60 kilometer (km) dari lokasi eksplorasi 'Batu Hijau' yang saat ini digarap oleh perseroan di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pengamat Tambang dan Energi Ferdy Hasiman menyatakan, industri tembaga dan emas masih sangat menarik di masa mendatang. Hal itu ditopang oleh dua perusahaan yang memiliki cadangan besar di industri tembaga dan emas, yakni Freeport dan Amman.
(Ilustrasi, aktivitas pertambangan. Foto: dok NICL)
Dia menyebut, Freeport masih memiliki cadangan dua miliar ton bijih berupa tembaga, perak, dan emas sampai 2041. Sedangkan Amman akan memulai produksi tambang Elang, setelah penambangan di lokasi Batu Hijau selesai yang akan habis pada 2030. Lokasi tambang Elang ini berpotensi menjadi salah satu yang terbesar di dunia.
"Jadi dua produsen besar ini sangat kompeten di bidangnya, karena modal, teknologi, dan sumber daya manusia (SDM) yang sangat mumpuni. Jadi saya tidak ragu dengan kemampuan dua produsen besar ini, sehingga masa depan industri tembaga dan emas sangat cerah, apalagi keduanya sudah bangun pabrik pengolahan konsentrat tembaga yang memiliki multiplier effect yang luar biasa bagi ekonomi nasional," ucap Ferdy dalam keterangan tertulis, Sabtu, 4 Januari 2025.
Apalagi, lanjut dia, produk ikutan tembaga sangat banyak menghidupkan industri pupuk, kabel, dan lainnya. Bahkan, tembaga menjadi variable penting dalam membangun ekosistem mobil listrik.
"Maka dari itu, saya meyakini masa depan kedua industri ini masih cerah, karena mineral dari tembaga adalah kunci baterai mobil listrik yang menyumbang sampai 10,8 persen," jelas dia.
Ferdy menambahkan, bukan hanya di skala nasional, industri tembaga dan emas di dunia juga masih cerah untuk ke depannya. Namun, kondisi geopolitik tetap diantisipasi, karena akan memengaruhi supply dan deman dari industri tembaga dan emas.
Baca juga: Naikkan Daya Saing, SIG Berinovasi Pengelolaan Lahan Pascatambang SIG |