Turun Tipis 0,05%, Rupiah di Level Rp16.206/USD Pagi Ini

Ilustrasi. Foto: dok MI.

Turun Tipis 0,05%, Rupiah di Level Rp16.206/USD Pagi Ini

Husen Miftahudin • 24 December 2024 10:02

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan di awal pekan ini mengalami pelemahan, menjelang Hari Raya Natal.

Mengutip data Bloomberg, Selasa, 24 Desember 2024, rupiah hingga pukul 09.38 WIB berada di level Rp16.205 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun tipis delapan poin atau setara 0,05 persen dari Rp16.197 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, data yang menunjukkan perlambatan inflasi dua hari memberikan sedikit kelegaan setelah Federal Reserve memangkas suku bunga dan mengindikasikan inflasi cukup kuat untuk mengurangi pemangkasan pada 2025.

"Pasar kini memperkirakan pemangkasan pertama 2025 akan dilakukan pada Juni, dan memperkirakan sekitar dua kali pemangkasan pada tahun mendatang, menurut CME FedWatch Tool," jelas Ibrahim.


(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: Adam Dwi)

Data Departemen Perdagangan menunjukkan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi, pengukur inflasi pilihan Fed, naik 0,1 persen pada November setelah kenaikan 0,2 persen yang tidak direvisi pada Oktober. Namun dalam 12 bulan hingga November, indeks harga PCE naik 2,4 persen, dibandingkan dengan kenaikan 2,3 persen pada tahun ini hingga Oktober dan sedikit di bawah perkiraan 2,5 persen.

"Namun, kenaikan tahunan inflasi inti, tidak termasuk makanan dan energi yang bergejolak, tetap pada 2,8 persen, jauh di atas target bank sentral sebesar dua persen," ungkap Ibrahim.

Pemerintah AS akan memulai penutupan sebagian jika Kongres tidak memperpanjang batas waktu untuk RUU belanja yang didukung oleh Presiden terpilih Donald Trump agar disahkan pada tengah malam pada hari Jumat. RUU tersebut gagal disahkan di DPR pada hari Kamis.

"Pasar sedang menunggu rincian tentang langkah-langkah stimulus baru di Tiongkok, karena laporan terkini menunjukkan Beijing akan meningkatkan stimulus fiskal pada tahun mendatang. Negara ini merupakan importir tembaga terbesar di dunia," tuturnya.
 

Baca juga: Dolar AS Kembali Sentuh Level Tinggi
 

Ekonomi RI dijamin tak goyah


Sementara itu, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menjamin target pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan tergoyahkan, akibat kebijakan kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen per 1 Januari 2025. Pemerintah yakin ekonomi tetap dapat tumbuh di level lima persen

Pemerintah memastikan memberikan tambahan paket stimulus bantuan pangan sebagai bantalan perekonomian bagi masyarakat. Untuk target pertumbuhan ekonomi pada tahun depan tidak akan loyo akibat kebijakan kenaikan PPN. Sedangkan pertumbuhan ekonomi 2025 akan tetap dijaga sesuai target APBN sebesar 5,2 persen.

Seiring dengan itu, pemerintah meyakini pergerakan inflasi pada tahun depan juga bakal tetap terjaga. Dampak kenaikan PPN terhadap inflasi dinilai minim. Kenaikan inflasi tersebut masih terjaga di kisaran yang ditargetkan pada 2024 dan 2025, yakni 2,5 plus minus satu persen. 

Diketahui, pemerintah resmi menetapkan kenaikan tarif PPN menjadi 12 persen per 1 Januari 2025. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, penetapan PPN 12 persen sesuai dengan Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP). 

Meskipun demikian, untuk barang dan jasa yang bersifat strategis, pemerintah tetap melanjutkan pemberian fasilitas pembebasan dari pengenaan PPN. Airlangga merinci, pemerintah bakal memberikan fasilitas dengan membebaskan PPN untuk sebagian barang kebutuhan pokok dan barang penting (bapokting).

Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak secara fluktuatif dan kemungkinan besar akan menguat.

"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.130 per USD hingga Rp16.200 per USD," tutup Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)