Ilustrasi petani kelapa sawit - - Foto: MI/Aries Munandar.
M Ilham Ramadhan Avisena • 10 October 2024 10:53
Jakarta: Kebocoran penerimaan negara hingga Rp300 triliun yang diungkapkan oleh Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo disebut berasal dari setoran pajak yang belum dibayarkan dan belum dioptimalisasi.
"Yang tidak terkumpulkan ini adalah salah satunya contohnya adalah kasus-kasus pajak yang sudah inkrah, di mana wajib pajak sudah kalah, inkrah, kalah," jelas Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran Drajad Wibowo, dikutip Kamis, 10 Oktober 2024.
"Jadi sudah tidak ada lagi peluang PK (peninjauan kembali). Mahkamah Agung sudah memutuskan selesai, halas, finish. Tapi mereka tidak bayar. Ada yang 10 tahun belum bayar, ada yang 15 tahun belum bayar," lanjut Drajad.
(Ilustrasi. Foto: Medcom.id)
Namun dia enggan membeberkan lebih lanjut apa upaya yang akan ditempuh oleh pemerintahan baru untuk mendapatkan potensi penerimaan negara tersebut. Hal yang pasti, kata Drajad, hal itu terjadi dan amat disayangkan.
"Bahkan saya sebenarnya ingin mengatakan jumlahnya sebenarnya lebih besar dari itu. Lebih besar, cuma Pak Hasim sudah menyampaikan Rp300 (triliun), kita pakai angka Rp300 (triliun)," tutur dia.
Baca juga: Saleh Husin Luncurkan Buku Bertajuk Hilirisasi Sawit Cegah Middle Income Trap |