Ilustrasi ojol. Foto: dok MI/Rommy Pujianto.
Naufal Zuhdi • 2 May 2025 13:09
Jakarta: Ekonom senior Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menuturkan pendapatan harian pengemudi ojek online (ojol) terancam hilang jika statusnya diangkat menjadi pekerja tetap.
Saat ini, ojol bekerja secara fleksibel, artinya mereka bisa memilih kapan dan berapa lama bekerja. Jika menjadi pekerja tetap, waktu kerja bisa diatur oleh perusahaan, misalnya menjadi delapan jam sehari, maka peluang mereka untuk mendapat penghasilan tambahan di luar jam kerja menjadi terbatas.
"Akibatnya, pendapatan harian akan kehilangan kesempatan," ujar Wijayanto dalam keterangan resmi, Jumat, 2 Mei 2025.
Dia menegaskan wacana tersebut harus dilihat dari berbagai aspek, tidak hanya dari sisi perlindungan sosial tetapi juga dampaknya terhadap model bisnis dan daya saing industri.
Kata Wijayanto, rencana penetapan ojol menjadi karyawan tetap harus mempertimbangkan keseimbangan antara perlindungan pekerja dan keberlanjutan industri yang dapat menyediakan banyak peluang kerja dengan fleksibilitas tinggi.
Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menambahkan, wacana tersebut juga harus dipikirkan apakah struktur gaji tetap akan menciptakan insentif yang memadai bagi pengemudi.
Dengan model fleksibel yang ada sekarang, pengemudi dapat bekerja sesuai dengan permintaan pasar dan mendapatkan penghasilan yang bervariasi. Namun, jika diubah menjadi pekerja tetap, jumlah pekerjaan yang dapat diambil akan terbatas.
"Hal ini yang akan merugikan mereka yang bergantung pada penghasilan lebih tinggi saat jam sibuk," ucap dia.
Baca juga: Komunitas Ojol Minta Potongan Tarif Aplikator Jadi 10% |