Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel. (Foto: Metro TV)
Siti Yona Hukmana • 26 September 2024 09:21
Jakarta: Psikolog Forensik Reza Indragiri Amriel menyoroti peristiwa yang menewaskan tujuh remaja dalam pengamanan rencana tawuran di Bekasi, Jawa Barat. Khususnya, dalam penanganan pidana dan mitigasi bencana.
"Dari kejadian di Kali Bekasi muncul dua persoalan sekaligus. Pertama, penanganan pidana. Kedua, mitigasi bencana," kata Reza dalam keterangan tertulis, Kamis, 26 September 2024.
Reza menuturkan persoalan pertama perlu dicermati dengan mengecek kesimpulan tim patroli yang melihat sekumpulan orang terindikasi kuat akan melakukan pidana. Khususnya, memastikan penilaian tim dilakukan secara objektif atau justru false objective alias mengada-ada atau pun berlebihan.
"Dan apabila penilaian tim patroli itu memang objektif, maka berikutnya perlu ditakar seberapa prosedural, proporsional, dan profesional kerja tim patroli saat itu," tutur Reza.
Sedangkan, persoalan kedua terkait mitigasi bencana disebut perlu ditelaah dengan menggali apakah tim patroli saat itu sadar atau tidak, sengaja atau tidak telah mendorong target kerumunan orang ke dalam situasi kritis. Selanjutnya, apa mitigasi yang dilakukan tim patroli untuk mengeluarkan target dari situasi berbahaya seperti terjun ke sungai yang dalam dan berbatu.
"Harap diingat, terlepas apakah target sesungguhnya berencana atau pun tidak berencana melakukan tindak pidana, polisi tetap harus melakukan mitigasi terhadap situasi kritis yang muncul. Termasuk berupaya menyelamatkan target dari risiko kematian," ungkap Reza.
Reza menekankan poin penanganan pidana dan mitigasi bencana harus diinvestigasi terhadap tim patroli. Tepatnya, asesmen terhadap masing-masing personel yang terlibat dalam patroli pada dini hari itu.
"Terkait itu, dalam police encounter yang berujung maut, satu hal yang sering didalami adalah kemungkinan individu (personel) polisi mengalami implicit bias. Seberapa besar kemungkinan implicit bias mewarnai bahkan mengacaukan proses berpikir personel tim patroli?," ucap dia.
Reza menyebut negara dalam situasi amat membutuhkan keamanan dan ketertiban. Bekasi, kata dia, acap diidentikkan sebagai wilayah rawan. Tim patroli by default dibentuk sebagai respons terhadap situasi kacau. Ketiga hal tersebut dinilai menjadi preteks bagi kewaspadaan sangat tinggi personel tim patroli sejak berangkat dari markas.
Reza mengatakan polisi telah menyimpulkan akan ada peristiwa pidana dari sejumlah orang yang kedapatan berkumpul pukul 03.30 WIB. Namun, pandangan itu dinilai bias karena tidak berdasarkan pada data yang memadai.
"Maka, tindakan eksesif oleh personel tim patroli sangat mungkin terjadi. Apa akibatnya ketika mereka mengambil tindakan eksesif? Jelas, alih-alih membuat situasi aman terkendali, tindak-tanduk personel polisi justru membahayakan," pungkasnya.
9 polisi diperiksa
Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Metro Jaya telah memeriksa sembilan anggota tim patroli perintis Polres Metro Bekasi Kota yang terlibat dalam pembubaran massa diduga pelaku tawuran di Jalan Cipendewa Baru, Bojong Menteng, Kecamatan Rawalumbu, Sabtu dini hari, 21 September 2024. Mereka diperiksa untuk memastikan standar operasional prosedur (SOP) pembubaran kelompok tawuran.
Pemeriksaan ke-9 orang telah selesai dilakukan. Bahkan, mereka telah bekerja seperti biasa. Namun, hasil pemeriksaan apakah ada kelalaian atau pelanggaran belum dibeberkan Polda Metro Jaya.
Sebelumnya, tujuh
mayat ditemukan di sebuah Kali Bekasi, belakang Masjid Al Ikhlas Perumahan Pondok Gede Permai RT 004/RW.008, Kel. Jatirasa, Kec. Jatiasih Kota Bekasi, Jawa Barat, Minggu pagi, 22 September 2024. Mereka disebut bagian dari 60 orang yang berkumpul di Jalan Cipendewa Baru, Bojong Menteng, Kecamatan Rawalumbu pukul 03.30 WIB Sabtu, 21 September 2024.
Kegiatan puluhan orang yang hendak tawuran antar geng itu disiarkan live di media sosial Instagram. Polisi yang mengetahui setelah patroli siber langsung mendatangi lokasi. Para remaja yang ketakutan ada polisi langsung menceburkan diri ke kali.
Empat remaja berhasil diselamatkan polisi. Tujuh di antaranya ditemukan tewas mengambang di kali tersebut. Dua jenazah telah teridentifikasi. Keduanya Muhammad Rizki, 19 dan Ahmad Davi, 16. Kedua jenazah telah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan.
Sementara itu, lima jenazah lain masih dalam proses identifikasi. Di samping itu, polisi menetapkan tiga tersangka karena kepemilikan senjata tajam (sajam). Polisi menyita 21 sajam di lokasi, mengamankan 30 sepeda motor, dan menemukan delapan handphone. Semua barang bukti masih didalami penyidik.