4 Kali Indonesia Deflasi, Ini Pengertian dan Jenisnya

Ilustrasi. Foto: Freepik.

4 Kali Indonesia Deflasi, Ini Pengertian dan Jenisnya

Medcom • 2 September 2024 15:21

Jakarta: Ekonomi Indonesia kembali mengalami deflasi. Artinya, Indonesia sudah empat kali berturut-turut mengalami deflasi.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia mengalami deflasi 0,03 persen pada Agustus 2024 jika dibanding dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan sebelumnya (month-to-month/mtm).

Kondisi perekonomian pun terpantau fluktuatif. Terkadang, harga mengalami kenaikan dan penurunan. Fenomena penurunan harga dikenal dengan istilah deflasi yang dapat memberikan dampak terhadap suatu negara.

Namun, akan ada saatnya harga akan mengalami deflasi yang tinggi atau penurunan harga yang cukup signifikan. Lantas, apa definisi, jenis, dampak, dan penyebabnya? Simak penjelasannya berikut ini, dilansir laman OCBC.
 

Apa itu deflasi?


Deflasi dapat diartikan sebagai disinflasi atau penurunan tingkat inflasi dalam periode waktu tertentu. Sederhananya, deflasi adalah penurunan harga barang dan jasa yang terjadi secara berjangka atau sekaligus bersamaan.

Meskipun terkesan memberi keuntungan bagi masyarakat sebagai konsumen, deflasi memberikan dampak kerugian bagi para pengusaha sebagai penyedia barang dan jasa.

Apabila deflasi terjadi secara besar-besaran, para pelaku usaha akan berupaya untuk mengurangi kerugian dengan mengurangi jumlah barang produksi hingga memberlakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap karyawannya.
 

Jenis-jenis deflasi


Jenis deflasi terbagi menjadi dua jenis, yaitu deflasi sirkulasi dan deflasi strategis. Simak penjelasan berikut ini untuk mengetahui perbedaan dari keduanya.
 

1. Deflasi sirkulasi


Deflasi sirkulasi terjadi ketika berlebihnya suatu barang di waktu yang sama, sehingga tidak ada keseimbangan dalam produksi dan konsumsinya. Dengan satu barang yang tersedia banyak, harganya pun menjadi murah karena barang mudah didapatkan dan stoknya berlebihan.

Sebagai contoh, pada 2008, banyak negara yang memproduksi minyak mentah, sehingga hasil produksinya melimpah. Alhasil, harga minyak pun mengalami penurunan yang signifikan, menyebabkan banyak negara yang mengalami deflasi.
 

2. Deflasi strategis


Deflasi jenis ini disebabkan karena gagalnya strategi kebijakan dari pemerintah dan bank sentral. Pemerintah dan bank sentral mengeluarkan kebijakan yang menurunkan suku bunga sehingga banyak orang akan menabung di bank untuk mendapatkan bunga yang tinggi.

Namun, dengan masyarakat yang menabungkan uangnya dalam jumlah banyak ke bank, peredaran uang menjadi langka. Hal ini kemudian menyebabkan harga yang menurun hingga perekonomian negara yang tidak stabil.

 
Baca juga: Ekonomi Indonesia Masih Catat Deflasi pada Agustus 2024

Dampak terjadinya deflasi


Fenomena deflasi dapat memberikan dampak yang positif ataupun negatif. Keduanya tentu memberikan pengaruh terhadap kondisi perekonomian negara. Berikut adalah dampak positif dan negatif dari terjadinya deflasi.
 

Dampak positif deflasi

  1. Masyarakat sebagai konsumen dapat membeli barang dan jasa dengan harga murah.
  2. Nilai mata uang rupiah menjadi lebih kuat.
  3. Masyarakat berkehidupan lebih hemat dan muncul kesadaran menabung untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup.
 

Dampak negatif deflasi

  1. Kerugian bagi pengusaha karena pendapatan yang menurun sehingga cicilan kredit di bank menjadi macet.
  2. Meningkatkan jumlah pengangguran akibat PHK karyawan.
  3. Devisa atau pendapatan negara menurun karena tarikan pajak yang dikurangi akibat pendapatan masyarakat yang berkurang. 
  4. Perekonomian negara mengalami kemerosotan dan resesi.
  5. Produksi barang menurun.
  6. Penarikan modal dari para investor karena kegiatan jual beli yang lemah. 

Pada intinya, deflasi atau penurunan harga barang dan jasa disebabkan karena jumlah produksi barang yang berlebihan secara bersamaan, diberlakukannya sebuah kebijakan, dan faktor lainnya yang dapat memengaruhi kestabilan harga. Akibat dari deflasi ini pun dapat dirasakan oleh semua orang, mulai dari masyarakat, pengusaha, karyawan, hingga negara. (Keizya Ham)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)