Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. (Tangkapan Layar Metro TV)
Patrick Pinaria • 11 October 2024 10:25
Jakarta: Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI telah melakukan berbagai upaya untuk memperkuat sektor perdagangan nasional dalam lima tahun terakhir. Hasilnya, memuaskan. Sejumlah pencapaian telah dihasilkan Kemendag. Mulai dari stabilitas harga kebutuhan pokok hingga perkembangan UMKM yang mampu bersaing dan maju hingga ke level internasional.
Pencapaian tersebut tentunya bukan hal yang mudah didapat. Mengingat, banyak tantangan yang harus dihadapi pemerintah, dalam hal ini adalah Kemendag, untuk bisa memperkuat sektor perdagangan.
Salah satu tantangan yang dihadapi adalah dari sisi ekspor. Di mana semua negara saat ini terkena dampak di tengah situasi geopolitik sehingga menyulitkan negara-negara melakukan ekspor, termasuk Indonesia. Hal tersebut diakui Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
"Semakin sulit, tidak mudah. Tetapi di atas itu semua kita syukuri, selama 52 bulan kita surplus terus. Tahun 2022 surplus kita mencapai hampir USD55 miliar. Tahun 2023, hampir USD37 miliar. Memang turun, tetapi volumenya tetap atau enggak turun. Tapi nilainya, karena harganya komoditi, beberapa nilai kita itu turun harganya," ujar Zulkifli Hasan yang akrab disapa Zulhas, dalam tayangan program Legacy Series di Metro TV.
Kemendag, sebut Zulhas, sudah berupaya melakukan berbagai upaya dan inovasi untuk meningkatkan laju ekspor di Tanah Air. Termasuk dengan cara memperluas pasar.
"Kalau dulu andalan kita pasar tradisional. Mulai Indonesia Merdeka, biasanya G7. Negara-negara maju. Ada Jepang, Uni Eropa, Amerika. Nah kita sekarang harus memperluas pasar. Dan juga lingkungan dunia yang berubah. Sekarang negara-negara maju luar biasa. Hambatan perdagangannya ketat. Ada berbagai hambatan perdagangan," tutur Mendag.
Ke depannya, ia berharap upaya perluasan pasar ini bisa dilakukan lebih gencar lagi pada masa pemerintahan berikutnya. Menurutnya, peluang Indonesia memperluas pasar ekspor sangat besar. Misalnya, Indonesia bisa memanfaatkan pasar ekspor ke beberapa negara seperti negara-negara di Benua Afrika hingga Timur Tengah. Di mana negara-negara Asia Tenggara seperti Vietnam, Thailand, dan Singapura sudah masuk ekspor di negara-negara tersebut, terutama di Timur Tengah.
"Perdagangan kita paling kecil di situ. Di bawah Vietnam, Thailand, Singapura, paling bawah. Padahal kan yang kerja banyak orang Indonesia, yang datang banyak orang Indonesia di sana. Kita punya hubungan secara yang panjang, tentu harus kita ubah mindset-nya. Kalau selama ini kita ngurusi domestic worker, ngurusi hanya Umrah Haji, itu tentu penting. Tapi banyak hal yang lebih penting lagi," katanya.
Baca: Mendag Undang Jokowi Buka Trade Expo Indonesia |