Ini Marketplace Pilihan Brand Lokal dan UMKM

Ilustrasi. Foto: Medcom.id

Ini Marketplace Pilihan Brand Lokal dan UMKM

Husen Miftahudin • 16 November 2024 14:10

Jakarta: Snapcart Indonesia mengungkapkan aspek-aspek utama yang memengaruhi brand lokal dan para pelaku UMKM dalam memilih platform e-commerce untuk berjualan.
 
Berlangsung dalam kurun tiga bulan terakhir, penelitian yang dilakukan dengan metode daring ini diikuti oleh 250 responden dari kalangan pelaku usaha lokal, berusia 24 hingga di atas 35 tahun yang tersebar di berbagai area di Indonesia.
 
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis marketplace pilihan UMKM dan brand lokal, serta mengukur kontribusi mereka dalam meningkatkan daya saing ekonomi digital secara keseluruhan," ungkap Senior Research Manager Snapcart Helena Suri, dikutip dari hasil risetnya, Sabtu, 16 November 2024.
 
Dijelaskan lebih lanjut, faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan platform e-commerce untuk berjualan meliputi berbagai aspek, dengan persebaran preferensi seperti jaringan usaha yang luas, praktis bisa menjalankan bisnis dimana saja, proses membuka toko di marketplace mudah, banyak promo dan gratis ongkir yang bisa menarik konsumen, dan terdapat berbagai pilihan metode pembayaran yang bisa memudahkan.
 
Aspek-aspek tersebut tidak hanya memperkuat daya tarik, tetapi juga memberikan nilai lebih lewat pengalaman berjualan yang lebih efisien dan efektif. Hal ini pun memperkuat performa brand lokal dan UMKM, yang dapat dilihat pada indikator.
 
"Dengan besarnya jangkauan konsumen yang dimiliki oleh suatu platform, hal ini memiliki pengaruh signifikan dalam kontribusi profit penjualan," papar dia.
 
Sejalan dengan data tersebut, Shopee menempati peringkat pertama sebagai e-commerce yang memberikan keuntungan bagi penjual dengan persentase 71 persen. Diikuti dengan Tokopedia (12 persen), TikTok Shop (11 persen), Lazada (3 persen), dan lainnya (2 persen).
 

Banyak hadirkan peluang cuan

 
Akhir tahun kerap menjadi momentum besar untuk dalam berbelanja online. Para pemain e-commerce pun berlomba-lomba mengadakan kampanye belanja akhir tahun, angka kembar, penawaran besar-besaran hingga berbagai inovasi yang dapat mendukung para penjual untuk memanfaatkan momentum tersebut.
 
Memilih platform e-commerce yang tepat dan mengoptimalkan program yang dihadirkan, mengambil peran penting bagi brand lokal dan UMKM untuk tumbuh di tengah persaingan yang ketat.
 
Jika diamati lebih lanjut, kedudukan Shopee dalam memberikan pengalaman holistik berjualan bagi brand lokal dan UMKM sejalan dengan penilaian terhadap berbagai faktor pendukung, mulai dari program kampanye, variasi kategori produk, metode pembayaran, hingga opsi layanan pengiriman.
 
"Hasilnya, Shopee menjadi e-commerce yang dipilih oleh pelaku usaha untuk berjualan khususnya dengan keunggulan seperti penawaran berbagai layanan dan program yang dapat memenuhi kebutuhan mereka," tambah Helena.
 
Baca juga: Membuka Peluang Industri Fintech Berkembang di Indonesia
 

Kanal penjualan pelaku usaha

 
Dalam lanskap e-commerce yang terus berkembang, tren live streaming dan video singkat kini menjadi kanal penjualan yang semakin digandrungi oleh brand lokal dan UMKM.
 
Tren ini memanfaatkan konten video, baik yang disiarkan langsung maupun yang dikemas kreatif, menciptakan pengalaman belanja real-time yang mendekati suasana toko fisik namun tetap fleksibel secara digital.
 
Hasil riset ini menunjukkan fitur interaktif berbalut hiburan ini memungkinkan konsumen untuk melihat produk dalam konteks yang lebih nyata, sehingga mampu mendorong keputusan pembelian yang lebih cepat.
 
Data Snapcart mengungkapkan, Shopee dipilih oleh (67 persen) konsumen sebagai aplikasi dengan fitur hiburan live streaming dan video pendek yang paling mendukung penjualan. Sementara TikTok Shop mengikuti dengan (18 persen), Tokopedia (11 persen), Lazada (2 persen), dan lainnya (2 persen).


(Ilustrasi ecommerce. Foto: Freepik)
 

Jual beli interaktif

 
Berbicara mengenai pengalaman jual-beli interaktif, fitur inovatif lainnya yang juga populer adalah integrasi konten kreator atau influencer langsung di dalam platform. Fitur ini memungkinkan penjual untuk terhubung dengan konten kreator yang memberikan rekomendasi, ulasan, dan bahkan demo produk mereka lewat kreasi konten kreatif dan edukatif.
 
Tidak hanya memberikan keuntungan bagi pelaku usaha lokal, fitur konten kreator turut membuka peluang bagi para content creator untuk meraih penghasilan sambil mempromosikan produk-produk lokal karya UMKM.
 
Menariknya, riset ini menunjukan Shopee (67 persen), kembali menempati posisi teratas pilihan penjual sebagai aplikasi belanja online yang menyediakan layanan terkoneksi dengan konten kreator. Diikuti oleh TikTok Shop (18 persen), Tokopedia (10 persen), Lazada (2 persen), serta lainnya (2 persen).
 
"Banyak pembeli yang lebih mempercayai rekomendasi influencer dibanding iklan tradisional, yang mendorong mereka untuk membeli lebih banyak dan meningkatkan nilai keranjang belanja. Salah satu yang menarik disini untuk diulas adalah program affiliasi," ungkap Helena.
 
Program pemasaran berbasis komisi yang menghubungkan calon pembeli dengan produk melalui link refferal khusus ini, menjadi program yang diproyeksi memegang peran penting dalam peta persaingan e-commerce di Indonesia.
 
Sebanyak 70 persen responden memilih Shopee sebagai e-commerce yang memiliki program afiliasi/affiliate (Shopee Affiliate Program) yang paling membantu meningkatkan penjualan. Diikuti Tiktok Shop (14 persen), Tokopedia (11 persen), Lazada (2 persen), dan lainnya (2 persen).
 
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan membangun ekosistem e-commerce yang kuat membutuhkan lebih dari sekadar penyediaan ruang jual beli. Dukungan maksimal untuk penjual lokal menjadi kunci utama, mengingat konsumen yang semakin peduli terhadap produk lokal.
 
Lewat pendekatan yang tepat, e-commerce tidak hanya akan menjadi pilihan bisnis yang menguntungkan, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi yang inklusif dan memberikan dampak positif jangka panjang.
 
"Menjelang penghujung akhir tahun ini, kita menyaksikan kemajuan yang semakin pesat dan beragam dari berbagai platform e-commerce yang terus berinovasi menghadirkan ekosistem jual-beli yang semakin inovatif dan interaktif. Kami berharap hasil riset ini dapat menjadi wawasan baru untuk menciptakan masa depan industri e-commerce yang inklusif dan sehat," tutup Helena.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)