92% Pengadaan Sarana KRL Digarap Inka

Ilustrasi. Foto Istimewa.

92% Pengadaan Sarana KRL Digarap Inka

Putri Anisa Yuliani • 8 February 2024 10:40

Jakarta: Untuk melayani sekitar 900 ribu hingga 950 ribu lebih pengguna Commuter Line Jabodetabek tiap harinya, KAI Commuter terus lakukan upaya dalam meningkatkan layanan. Di antaranya, pemenuhan jumlah sarana KRL untuk operasional di seluruh lintas Jabodetabek dan sekitarnya.

Diketahui, KAI Commuter telah melakukan kerja sama pengadaan sarana KRL per 2023 dan 2024. Kerja sama ini dilakukan baik dalam negeri maupun dari luar negeri. Total pengadaan sebanyak 38 rangkaian (trainset) KRL.

"Lebih dari 92 persen atau sebanyak 35 trainset dari total pengadaan sarana KRL tersebut, KAI Commuter bekerja sama dengan BUMN dalam negeri yaitu PT INKA (Persero) dengan nilai total investasi mencapai Rp6,06 triliun," kata Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba dalam keterangan tertulis, Kamis, 8 Februari 2024.

Dalam proses pengadaan tersebut KAI Commuter melakukan kerja sama pengadaan sarana KRL baru dan pengadaan sarana KRL Retrofit. Adapun total investasi dalam kerja sama pengadaan 16 rangkaian sarana KRL baru hampir sebesar Rp3,83 triliun. Selain itu, untuk pengadaan 19 rangkaian sarana KRL Retrofit memiliki investasi lebih dari Rp2,23 triliun.

"Kerja sama pengadaan sarana KRL ini, terutama dengan PT Inka (Persero), juga merupakan komitmen KAI Commuter dalam mendukung program pemerintah untuk meningkatkan produksi dalam negeri serta substitusi impor melalui Program Peningkatan Pengguna Produk Dalam Negeri (P3DN)," jelas Anne.

Selain itu, KAI Commuter juga terus mendukung kebangkitan perkeretaapian nasional melalui momentum pengadaan sarana KRL ini. Kerja sama ini juga merupakan sinergi dari kelanjutan kontrak pekerjaan-pekerjaan sebelumnya dan bentuk kolaborasi anak bangsa yakni KAI Commuter dan PT INKA (Persero).

Selain kerja sama dengan Perusahaan BUMN dalam negeri, KAI Commuter juga bekerja sama dengan pihak luar negeri yaitu CRRC Sifang Co., Ltd, Tiongkok untuk proses pengadaan sarana KRL baru. Sebanyak tiga rangkaian KRL baru Impor dengan total investasi sekitar Rp783 miliar.

Tentunya dalam proses pengadaan sarana KRL ini KAI Commuter mengutamakan pada 'time delivery' (waktu pengiriman) dan spesifikasi teknis yang sudah ditentukan. KAI Commuter akan terus berkoordinasi dengan PT INKA (Persero) dan CRRC Sifang untuk memastikan proses pengadaan sarana KRL sesuai dengan jadwal pekerjaan yang telah disepakati.

Anne menambahkan, KAI Commuter juga akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, serta Kementerian Perindustrian dan stakeholder lainnya seperti BPKP untuk terus membantu dan mensupport kami agar pengadaan sarana ini dapat meningkatkan peran commuter line mendukung mobilitas masyarakat pengguna.

Baca juga: Volume Penumpang KAI Melonjak 44% saat Long Weekend
 

KAI diminta jangan buru-buru impor


Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Sarmuji mengatakan belum mendapatkan informasi detail terkait impor KRL dari KAI. Untuk itu, pihaknya nanti berencana memanggil KAI untuk menjelaskan kajian hingga alasan impor KRL dari Tiongkok tersebut.

"Nanti akan kita panggil PT KAI, jangan sampai ini menimbulkan perdebatan baru yang kemarin sudah terjadi," ungkap Sarmuji, beberapa waktu lalu.

Politisi Fraksi Partai Golkar ini pun mengingatkan agar KAI tidak terburu-buru dalam melakukan impor kereta. Andaikan terpaksa karena kebutuhan mendesak, ia berharap KAI menjelaskan terlebih dahulu kepada Komisi VI tentang kajian yang jelas dan alasan dilakukannya impor.

"Harus dilakukan secara transparan agar publik juga mengetahui mengapa memilih impor terutama impor dari Tiongkok. Karena sebelumnya juga ada pembicaraan waktu itu impornya dari Jepang kemudian beralih ke Tiongkok. Tentu kita akan meminta alasan pembelian melalui impor dan mengapa impornya dari Tiongkok," jelas dia.

Ia pun berharap nantinya KAI dapat memprioritaskan produksi dari dalam negeri terlebih dahulu. Sehingga, industri kereta api dalam negeri dapat ikut merasakan manfaat dari tumbuhnya moda transportasi kereta api.

"Kita ingin memprioritaskan produksi dalam negeri supaya BUMN yang bisa memproduksi gerbong kereta api itu juga bisa mendapatkan manfaat dari tumbuhnya transportasi terutama modal kereta api," harap Sarmuji.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)