Terduga Teroris di Kudus Dikenal Selalu Tolak Ajakan Selamatan hingga Tak Pernah Salat ke Masjid

Rumah terduga teroris Bahrul Irfan di Kudus

Terduga Teroris di Kudus Dikenal Selalu Tolak Ajakan Selamatan hingga Tak Pernah Salat ke Masjid

Akhmad Safuan • 4 November 2024 21:26

Kudus: Penangkapan terduga teroris bernama Bahrul Irfan, 36, yang tinggal di Desa Gribig, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, oleh Densus 88 cukup mengagetkan warga sekitar. Masyarakat tidak menyangka lelaki berprofesi sebagai tukang ojek tersebut masuk dalam jaringan terorisme.

Pemantauan , Senin, 4 November 2024, sebuah rumah permanen cukup bagus bercat abu-abu putih di Desa Gribig Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, tiba-tiba ramai didatangi warga sekitar. Rumah tersebut didatangi petugas Densus Antiteror bersama aparat dari Polsek, Polres, dan desa.

Sosok Bahrul Irfan (BI) dikenal cukup keras karena selalu menolak undangan selamatan sebab menganggapnya sebagai syirik. Juga tidak pernah terlihat salat ke masjid terdekat.

"Terus terang saya kaget ketika ada belasan petugas di antaranya bersenjata lengkap mendatangi rumah itu untuk melakukan penggeledahan terkait terorisme," kata Slamet, 72, warga yang tinggal tepat di depan rumah terduga teroris BI.

Terduga teroris BI, lanjut Slamet, dikenal sosok yang sederhana meskipun jarang berada di rumah. Karena biasanya, BI pulang sudah larut malam dan tidak tahu kegiatan sebenarnya.
 

Baca juga: Tukang Ojek di Kudus Ditangkap Densus 88

"Ketemu paling saat mampir di warung saya untuk membeli sesuatu," imbuhnya.

Sekretaris Desa Gribig Muhammad Kamal juga mengaku kaget dengan penangkapan BI, karena tidak tahu persis jaringan terorisme yang diikuti Bahrul Irfan tersebut.

"Setahu saya dia itu pendatang yang baru 2 tahun tinggal di sini dan berprofesi ojek online," ujarnya.

Secara umum, ungkap Muhammad Kamal, BI merupakan sosok yang tertutup dan jarang bersosialisasi dengan warga sekitar. Sehingga tidak diketahui secara persis latar belakangnya, apalagi Bahrul Irfan juga merupakan warga pindahan dari Barongan, Kecamatan Kota Kudus.

Hal serupa diungkapkan Kepala Desa Barongan Bambang Husni, yang juga mengaku tidak tahu rekam jejak Bahrul Irfan di desanya. Bahkan nomor NIK yang bersangkutan juga palsu, hal itu setelah dilakukan pengecekan alamat terduga bukan NIK asli Barongan. 

"Kita lacak alamatnya di Barongan tidak ditemukan," imbuhnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Meilikhah)