Apindo Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI Masih di Sekitar 5% pada 2025

Ilustrasi. Foto: Dokumen Kementerian Keuangan

Apindo Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI Masih di Sekitar 5% pada 2025

Naufal Zuhdi • 19 December 2024 16:37

Jakarta: Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan masih dikisaran lima persen.
 
Hal itu disampaikan Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani karena Indonesia masih dihadapkan dengan ketidakpastian global.
 
Namun, perekonomian Indonesia tumbuh cukup tangguh di kkisaran lima persen di tengah berbagai negara yang mengalami pelemahan bahkan hingga krisis pada kondisi perekonomian domestik mereka.
 
Indonesia juga masih harus waspada karena gejala Stagnasi Sekuler sudah terlihat pada pertumbuhan ekonomi kuartal III tahun 2024 yang hanya mampu tumbuh 4,95 persen(yoy).
 
"Mencermati hal tersebut, Apindo memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan tumbuh di kisaran 4,9 persen hingga 5,2 persen (yoy)," kata Shinta dilansir Media Indonesia, Kamis, 19 Desember 2024.
 
Dia prediksi tersebut berdasarkan berbagai indikator seperti kondisi lingkungan strategis global yang belum stabil, inflasi global yang belum sepenuhnya terkendali, berlanjutnya penurunan kelas menengah akibat tekanan kenaikan PPN pada barang-barang tertentu, potensi layoff akibat kenaikan UMP yang tidak diimbangi dengan produktivitas, hingga berakhirnya era boom commodity (windfall) dari komoditas CPO dan batubara.
 
Baca juga: 

BI Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,1%



Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani. Foto: Metrotvnews.com/Husen M
 
Berdasarkan sektoral, Shinta menyebutkan Apindo memprediksi pada 2025 terdapat lima key sectors dalam distribusi terhadap PDB pertama adalah sektor industri pengolahan, pertanian, perdagangan, pertambangan, dan konstruksi.
 
"Namun, Apindo berpendapat bahwa pertumbuhan sektor yang berhubungan dengan akomodasi makan minum, administrasi pemerintahan, jasa perusahaan, transportasi dan pergudangan, dan jasa lainnya akan mengalami degradasi akibat pemotongan biaya perjalanan dinas Pemerintah sebesar 50 persen yang akan memengaruhi Meeting, Incentive, Conferences, and Exhibition Event di daerah," tutur dia.
 
Dunia usaha, sambungnya, juga menyoroti dua sektor lain yang akan tumbuh dengan pesat ke depan yaitu ekonomi digital yang akan sangat dipengaruhi oleh transformasi digital dan ekspansi di e-commerce, serta sektor hijau yang dipengaruhi oleh komitmen terhadap keberlanjutan.
 
"Apindo juga memperkirakan bahwa inflasi domestik masih dapat dijaga di kisaran 2,5 persen dengan deviasi 1 persen sesuai yang ditargetkan oleh Bank Indonesia dengan melakukan substitusi komoditas energi dan mengendalikan produksi pangan melalui program ketahanan pangan. Kebijakan devisa hasil ekspor (DHE), Local Currency Transaction (LCT), SRBI, dan SVBI belum dapat menjaga nilai tukar rupiah yang diakibatkan karena Indonesia adalah negara small open economy terutama pada produk minyak, pangan, digital services, dan TIK yang perlu menjadi perhatian khusus," jelas dia. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)