Polisi dan TNI berjaga-jaga mengamankan Desa Bugalima yang diserang pada Senin (21/10/2024) dini hari.(MI/Alexander P Taum)
Media Indonesia • 22 October 2024 18:51
Flores Timur: Kepala Desa Bugalima Yohanes Polikarpus Baka Tukan meminta agar warga dari Desa Ilepati dan Desa Kimamak mengedepankan penyelesaian masalah lewat proses hukum yang berlaku. Hal itu dikatakannya kala menanggapi penyerangan yang dilakukan warga dari dua desa itu terhadap warga Desa Bugalima, Kecamatan Adonara Barat, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Senin dini hari, 21 Oktober 2024.
Konflik antardesa itu diduga picu warga Desa Ilepati dan Desa Kimakamak yang tidak rela atas penyerahan tanah untuk merelokasi warga kampung Ongabaran (kini Desa Bugalima), akibat bencana banjir pada 1975. Kala itu, Pemerintah Kabupaten Flores Timur merelokasi warga Ongabaran yang dilanda bencana banjir. Warga kampung Ongabaran itu hijrah dari kampung halamannya kemudian membentuk Desa Bugalima saat ini.
Menurut Yohanes, Desa Bugalima yang berpenduduk 668 jiwa saat ini mengakui menghuni tanah ulayat warga Desa Ilepati berdasarkan penyerahan dari Pemerintah Kabupaten Flotim.
Baca: Bentrokan Berdarah Antardesa, Polda NTT Kirim Personel Tambahan ke Adonara |