Ilustrasi. Foto: Freepik.
Ade Hapsari Lestarini • 27 February 2025 08:27
Jakarta: Emas, merupakan elemen yang berada pada urutan ke-79 di Tabel Periodik Kimia, telah menarik minat manusia sejak ribuan tahun silam. Bukan hanya karena kilauannya yang memukau, tapi kegunaannya yang terus berkembang.
Sejak 4.000 SM, manusia telah menggunakan emas untuk menghiasi tubuhnya. Buktinya, jasad wanita dari zaman batu yang ditemukan terkubur di London, mengenakan untaian emas di lehernya. Para Kelt pada abad ke-3 SM juga menggunakan implan emas pada gigi mereka. Bahkan, Kaisar Tiongkok dikubur bersama kereta emas dan benda berharga lainnya.
Emas memiliki nilai prestise yang tinggi, selain kilauan cantiknya yang menunjang penampilan. Hal inilah yang membuat orang-orang di masa lampau berlomba-lomba untuk memiliki perhiasan emas. Ketertarikan tersebut terus berlangsung hingga sekarang, terbukti dari 78 persen suplai emas tahunan di dunia yang digunakan untuk pembuatan perhiasan.
Selain sebagai perhiasan, emas juga menjadi pilihan investasi jangka panjang. Emas batangan, koin, dan perhiasan emas merupakan instrumen investasi yang tidak terpengaruh inflasi. Nilai jual emas cenderung meningkat setiap tahunnya, sehingga selisih harga beli dan harga jual menjadi peluang laba. Tabungan emas pun sering dimanfaatkan untuk perencanaan masa depan.
Ilustrasi. Foto: dok MI/Rommy Pujianto
Baca juga: 10 Negara dengan Cadangan Emas Terbesar di Dunia |