Pengamat: Pilkada Semakin Implementasikan Emansipasi Perempuan

Pasangan Samani - Belinda menerima rekomendasi dari Partai NasDem. Foto: Medcom.id/ Rhobi Shani

Pengamat: Pilkada Semakin Implementasikan Emansipasi Perempuan

Medcom • 24 August 2024 11:25

Jakarta: Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengatakan pemilihan kepala daerah (pilkada) semakin mengimplementasikan emansipasi perempuan. Terbukti banyak perempuan yang maju menjadi calon pada Pilkada 2024.

"Karena memang ketokohan perempuan tidak dibatasi dalam konstitusi kita. Negara hanya mengatur batas usia dan batas dukungan politik, sementara untuk jenis kelamin tidak ada aturannya. Tentu itu bukti emansipasi gender," kata Dedi melalui keterangan tertulis yang diterima, Sabtu, 24 Agustus 2024.

Dedi menilai kepemimpinan perempuan merupakan murni proses politik dan demokrasi di Indonesia. "Mereka tidak hanya untuk menangani krisis pemimpin perempuan, tetapi diperlukan karena kapasitas kepemimpinannya secara murni," kata dia.

Pada Pemilu 2024 lalu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencatat sebanyak 37,7 persen calon legislator dari kalangan perempuan. Partisipasi politik perempuan merupakan hal penting dalam memastikan hadirnya kebijakan yang mendukung, memberdayakan, dan memfasilitasi kebutuhan perempuan di berbagai bidang pembangunan.

Salah satu calon pemimpin perempuan yang berani maju pada Pilkada 2024 adalah Bellinda Putri Sabrina Birton. Dia diusung sejumlah partai politik untuk maju sebagai calon wakil bupati (cawabup) dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kudus 2024 mendampingi Samani Intakoris.

Dedi menilai pencalonan Bellinda menjadi bukti bahwa tak ada pembeda antara peluang laki-laki dan perempuan dalam pilkada. Menurut dia, hal itu terbukti sudah cukup banyak pemimpin daerah perempuan, bahkan merata hampir di semua provinsi ada pemimpin perempuan. 
 

Baca: Peningkatan Kompetensi Perempuan Dinilai Sangat Dibutuhkan

Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus juga mengapresiasi keterlibatan perempuan menjadi pemimpin di sejumlah daerah.

"Walaupun tak menjadi isu utama, munculnya calon kepala daerah perempuan atau wakilnya di beberapa tempat tetap saja sesuatu yang layak diapresiasi," kata Lucius.

Lucius mengakui jika representasi perempuan dalam pilkada memang tak banyak dibicarakan, karena orang-orang lebih fokus terhadap dukungan parpol.

"Pembicaraan atau kepedulian orang lebih banyak fokus pada bagaimana bisa mendapatkan dukungan parpol sebanyak-banyaknya bagi calon yang peluangnya menangnya tinggi," kata Lucius.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Wandi Yusuf)