Tekanan di IHSG Tak akan Merembet Jauh, Ini Alasannya

Ilustrasi. Foto: Dok MI

Tekanan di IHSG Tak akan Merembet Jauh, Ini Alasannya

M Ilham Ramadhan Avisena • 20 March 2025 10:57

Jakarta: Analis Bank of New York (BNY) mengungkap bahwa melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat terjadi pada Selasa, 18 Maret lalu tidak akan merembet jauh ke pasar valuta asing serta obligasi. Hal ini mengingat pasokan dolar yang melimpah serta kepemilikan asing atas surat utang pemerintah yang masih rendah.

“Saya tidak akan mengesampingkan tekanan yang moderat, tetapi masih diragukan apakah ini pasti akan menyebar lebih luas ke valuta asing dan obligasi,” ungkap Kepala Strategi Makro Asia Pasifik Bank of New York Aninda Mitra, dikutip dari Media Indonesia, Kamis, 19 Maret 2025.

Lebih lanjut Aninda menjelaskan, kerentanan Indonesia yang lebih luas terhadap pembalikan cepat modal asing tampak lebih rendah daripada sebelumnya.
 

Baca juga: 

IHSG Sempat Anjlok, Presiden Bakal Hati-Hati Soal Disiplin Fiskal



(Ilustrasi dolar AS. MI/Rommy Pujianto)

Likuiditas dolar mencukupi

Pertumbuhan yang melambat ditambah dengan peraturan yang lebih ketat tentang devisa hasil ekspor akan memastikan likuiditas dolar yang cukup di dalam negeri sehingga rupiah bisa lebih stabil.

Kepemilikan asing atas obligasi rupiah tetap rendah, sekitar 15 persen dari total keseluruhan. Angka tersebut jauh di bawah puncak pra-pandemi yang mencapai hampir 40 persen. Sebagian besar kepemilikan ini mungkin juga dilindungi nilai valuta asing.

Diketahui, IHSG pada Selasa, 18 Maret 2025 terjun bebas lantaran mengalami koreksi hampir tujuh persen. Penurunan sedianya telah terjadi sedari sesi I perdagangan dibuka. Saat itu IHSG melemah hingga lima persen dan membuat BEI menghentikan sementara perdagangan saham.

Namun pada pembukaan perdagangan hari ini IHSG berada di zona hijau di posisi 6.372,61. Hingga pukul 09.11 WIB, IHSG tercatat menguat signifikan ke level 6.386,95 atau naik sebanyak 75,29 poin setara 1,19 persen.

Sebanyak 278 saham menguat, 121 saham melemah, dan 173 saham stagnan. Untuk sementara, total transaksi yang tercatat hingga pukul 09.11 WIB sebanyak Rp1,18 triliun dengan total saham yang diperdagangkan 1,32 miliar saham.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)